Rabu, 10 November 2010

Ini Dia 10 Gunung yang Letusannya Mengguncang Dunia

1.Gunung Vesuvius

Gunung Vesuvisu merupakan gunung api aktif yang berlokasi di Pantai Naples, selatan Italia. Gunung ini meletus pada tahun 79 M. Gunung ini menurut sejarawan tercatat meletus sebanyak 30 kali. Letusan gunung itu menyebabkan kota yang ada didekatnya Pompeii terpenuhi lahar dan awan panas. Letusan itu menyebabkan jatuhnya korban hingga 1.000 jiwa.

2. Gunung Krakatau


Tahun 1883, jauh sebelum Indonesia merdeka, Pulau Krakatau yang berada di selat Sunda secara tiba-tiba meletus. Letusannya sama dengan 13 ribu bom yang diledakan. Suara ledakan terdengar jauh hingga ribuan mil. Asap dan bebatuan yang terlontar berjatuhan hingga Pantai Afrika Timur.

Tak hanya itu, letusan Krakatau juga menyebabkan mega tsunami. Walhasil korban jiwa yang berjatuhan mencapai 36 ribu jiwa. Hingga kini, sisa letusan itu masih terlihat. Bahkan para ahli mengatakan Gunung Krakatau masihlah aktif. Terbukti ketika tahun 1927, Krakatau sempat memperlihatkan aktivitas vulkanis.

3. Gunung Helens


Gunung Helens sebelum meletus sempat menunjukan aktivitas vulkanis. Saat itu, para ahli memperkirakan gunung tersebut tidak akan meletus mengingat selama 120 tahun gunung itu tidak menunjukan aktivitas vulkanis. Selang dua bulan, tepatnya 18 Mei 1980, sebuah gempa berkekuatan 5,1 skala richter memicu letusan.

Awan panas dan lahar mengalir dengan kecepatan 15 mil per jam sedangkan letusanya bisa melontarkan lava dan bebatuan hingga 16 mil ke udara. Wash, sebuah kota yang berjarak 250 km dari gunung mendadak gelap. Meski letusannya berbahaya, korban jiwa yang berjatuhan tercatat 57 jiwa. Pada tahun 1982, Pemerintah AS menunjuk Gunung Helens sebagai Taman Nasional Gunung Api Helens.

4. Gunung Tambora

Sebelum letusan hebat Krakatau, Indonesia sempat merasakan letusan dashyat lain yakni letusan Gunung Tambora. Letusan Gunung Tambora yang berlangsung tahun 1816 menyebabkan perubahan iklim dunia saat itu. Eropa Utara dan AS merupakan wilayah yang terkena dampak perubahan iklim yang cukup ekstrem. Puluhan ribu orang tewas akibat letusan Gunung Tambora.

5. Gunung Mauna Loa


Cerita kedashyatan letusan gunung berlanjut di kawasan Pasifik tepatnya kepulauan Hawaii, AS. Dengan ketinggan 13.700 kaki di atas permukaan laut, Gunung Mauna Loa meletus dengan dampak letusan hingga 60 mil. Gunung ini telah meletus sebanyak 33 kali dan kemungkinan besar gunung ini masih aktif.

6. Gunung Eyjafjallajokull

Gunung yang berlokasi di Islandia ini menyebabakan awan penuh dengan abu vulkanis. Beruntung tidak ada korban jiwa yang berjatuhan akibat letusan gunung di kawasan utara Eropa ini. Meski begitu, letusan yang berlangsung Maret lalu ini menyebabkan kerugian hingga 1 miliar dolar AS.

7.Gunung Pelee

Pascaletusan Gunung Krakatau, Gunung Pele yang berlokasi di kawasan Kepulauan Karibia Perancis meletus pada bulan Mei 1902. Letusan gunung ini memakan korban hingga 30 ribu jiwa. Abu vulkanis, lava dan gas beracun bertebaran memenuhi udara. Menurut ahli geologi, gunung ini masih terbilang aktif.

8. Thera

Sekitar 3.500 tahun lalu, bencana besar mengguncang Mediterania. Gunung berapi di Thera, kini bernama pulau Santorini Yunani meletus dengan kekuatan empat sampai lima kali kekuatan letusan Krakatau pada tahun 1883. Letusan dahsyat Thera menyebabkan punahnya kebudayaan Minoan. Sekaligus menjadi asal muasal legenda Yunani Kuno “The Lost Atlantis” atau "Atlantis Benua yang Hilang. "

9. Nevado del Ruiz

Letusannya sebenarnya kecil, hanya menghasilkan 3 persen dibanding abu yang disemburkan Gunung St Helens pada 1980. Namun, letusan gunung ini menyebabkan kota terkubur oleh lahar dan menyebabkan kematian sebesar 23 ribu orang. Peristiwa ini disebut tragedi Armero. Nevado del Ruiz disebut "singa tidur" oleh penduduk setempat.

10. Gunung Pinatubo

Terletak di Pulau Luzon, Filipina. Gunung ini meletus pada tahun 1991, lebih dari 490 tahun setelah aktivitas erupsi yang terakhir kali terlihat. Prediksi dan penanganan yang tepat menyebabkan puluhan ribu jiwa selamat. Tetapi daerah sekitar gunung tersebut hancur karena aliran piroklastik, abu dan lahar. Red: irf

Seven Summit Indonesia

GUNUNG KERINCI

Gunung Kerinci merupakan gunung berapi yang tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3800m dpl dan masih dalam keadaan aktif. Berada pada lintang 10°45,50' LS dan 1010°160' BT. Terletak di dua kabupaten yaitu Kerinci dan Sulak Deras. Dikaki gunung ini juga anda bisa temukan perkebunan teh yang terdapat di desa Kersik Tuo. Didesa Kersik Tuo ini banyak terdapat penginapan-penginapan yang diusahakan oleh penduduk setempat. Penduduk didesa Kersik Tuo ini mayoritas adalah suku Jawa yang sudah lama sekali tinggal disana, sejak jaman kolonial Belanda. Gunung kerinci berada dibawah perlindungan Taman Nasioanal Kerinci Semblat. Pada areal hutan gunung ini kita masih bisa menjumpai harimau sumatera. Satu hal yang mesti di ingat, jika anda mendaki gunung ini, jangan bermalam atau mendirikan tenda di daerah selter I atau didaerah ketinggiannya dibawah 1500m dpl. Karena daerah ini merupakan habitatnya harimau sumatera dan tempat mereka berburu. Dan usahakan untuk tidak membawa makanan yang berbau anyir atau daging mentah. Pemandangan dari puncak Kerinci sangat memukau, kita bisa melihat danau kerinci dan danau situjuh yang berada diatas puncak bukit situjuh, serta di bagian selatan terlihat Lubuk Gadang dan Muara Labuh. Sementara di arah barat terlihat samudera Hindia. sangat indah. Sewaktu web master high-camp.com mendaki gunung ini dan mendirikan tenda tepat di daera berpasir di bawah puncak (lihat photo) pemandangan yang lepas dimalam hari sangat memukau, tapi hati-hati karena anginnya lumayan kencang, tenda anda harus cukup kuat untuk camping didaerah ini. Beruntung sekali pada saat itu air bisa didapat, akan tetapi harus menyeberangi dua punggungan.


Rute Pendakian

Gunung Kerinci bisa dicapai lewat kota Jambi atau kota Padang atau juga dari Muara Bungo. Muara Bungo terletak di jalan Lintas Sumatera antara profinsi Jambi dan Sumatera Barat. Keterangan rute-rute tersebut sebagai berikut.

Rute Kota Padang Sumatera Barat.
Padang - Kersik Tuo - Sugai Penuh.
Naik bus umum trayek Padang Sungai Penuh dan turun didesa Kersik Tuo.

Rute dari Jambi.
Jakarta - Jambi - Sungai Penuh - Kersik Tuo.

Rute dari Muara Bungo.
Jakarta - Muara Bungo - Sungai Penuh.
Dari Jakarta naik bus tujuan Padang, dan turun di kota Muara Bungo, dari sini dilanjutkan perjalan dengan menumpang mini bus dengan tujuan Sungai Penuh. Kemudian ganti kendaraan lagi dengan naik angkutan mini bus ke desa Kersik Tuo. Selain dari Kersik Tuo bisa juga dicapai dari Lubuk Gadang dan Kayu Aro. Akan tetapi rute dari desa Kersik Tuo adalah yang umum dipakai oleh para pendaki. High-camp.com menyarankan anda menginap dulu di Kersik Tuo dan memulai pendakian pagi keesokan harinya.

TAHAPAN RUTE PENDAKIAN

Pondok R10 (1611 m dpl) - Pintu Rimba (1800 m dpl)
R10 adalah pondok jaga balai TNKS untuk mengawasi setiap pengunjung yang akan mendaki gunung Kerinci. Medannya berupa perkebunan/ladang penduduk, kondisi jalan baik (aspal) sampai batas hutan. Jarak tempuh 2 km atau 1 jam perjalanan.

Pintu Rimba - Pos Bangku Panjang (1909 m dpl)
Pintu Rimba merupakan gerbang awal pendakian berada dalam batas hutan antara ladang dan hutan heterogen sebagai pintu masuk, disini ada shelter dan juga lokasi air kurang lebih 200 meter sebelah kiri jika kita menghadap gunung Kerinci. Jarak tempuh ke Bangku Panjang 2 km atau 30 menit perjalanan, lintasan trekking nya relatif landai.

Pos Bangku Panjang - Pos Batu Lumut (2000 m dpl)
Pos Bangku Panjang terdapat dua shelter yang masih boleh dibilang layak. Menuju Batu Lumut medan pendakian masih landai dan jarak tempuhnya sekitar 2 km dengan waktu tempuh 30 menit.

Pos Batu Lumut - Shelter 1 (2225 m dpl)
Pos Batu Lumut merupakan tempat istirahat namun tidak ada shelternya tetapi disini ada lokasi airnya (air endapan). Memang lokasinya di sungai tetapi sungai ini konterporer yang hanya berair dimusim hujan. Jarak tempuh menuju Shelter 1 sejauh 2 km perjalanan dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya relatif terjal dengan kemiringan sekitar 60.

Shelter 1 - Shelter 2 (2510 m dpl)
Shelter 1 merupakan tempat istirahat, terdiri dari satu buah pondok yang masih terawat baik, jarak tempuh menuju pos 2 yaitu 3 km dengan waktu tempuh 1,5 jam. Di lintasan ini sesekali jalan setapaknya terjal sampai kemiringan 45

Shelter 2 - Shelter 3 (3073 m dpl)
Shelter 2 merupakan tempat istirahat, dengan satu buah shelter namun tidak terlalu kokoh. Mungkin karena usia pondok ini cukup tua dan kondisi medan yang suhu udara dratis membuat shelter ini masih bertahan walaupun dalam keadaan miring hampir rubuh. Jarak tempuh menuju shelter 3 yaitu 2 km dengan waktu tempuh 2 jam.

Shelter 3 - Shelter 4 (3351 m dpl)
Shelter 3 merupakan tempat istirahat yang hanya tingga kerangka besinya saja. Lokasi ini merupakan medan yang terbuka dan bisa memandang kearah desa Kersik Tuo. Tempat ini juga bagus untuk dijadikan tempat mendirikan tenda. karena tempat datarnya lumayan luas. Disini juga kita bisa menjumpai sumber air. Perjalanan menuju puncak hanya tinggal 3 jam perjalanan dari shelter ini. Menuju shelter 4 jarak 1,5 km dengan waktu tempuh 1 jam. Kondisi jalan setapaknya merupakan bekas aliran air yang menjadi jalur pendakian.

Shelter 4 - Batas vegetasi/Pasir/Batuan Cadas - Puncak (3800 m dpl)
Ditempat ini terdapat papan pengumuman yang berisikan larangan membuat rute baru dan informasi mengenai lintasan pasir dan cadas harap berhati-hati. Lapangan yang luas. Disini bisa mendirikan tenda asalkan tenda anda memenuhi persyaratan untuk didirikan disini, karena disini angin bertiup lumayan kencang serta suhu yang dingin. Sewaktu highcamp mendirikan tenda disini (lihat gallery photo) kami menemukan air yang letaknya satu punggungan sebelah kiri kalau menghadap ke puncak. Jarak tempuh menuju puncak sekitar 2 km dengan waktu tempuh 2,5 jam.

Perijinan

Menurut pengalaman highcamp perijinan untuk pendakian gunung ini termasuk standar dan tidak terlalu berbelit-belit. Ijin bisa diurus diPos petugas taman nasional atau seperti yang pernah web master highcamp alami perijinan diurus di tempat penginapan Pak Paiman. Rumah Pak Paiman dulu merupakan tempat para pendaki beristirahat dan menginap sebelum dan sesudah mendaki. Dan dulu tanpa dipungut bayaran. Tapi saat ini seiring dengan perkembangan jaman penduduk disekitar desa ini sudah mulai juga membuka rumah mereka untuk tempat penginapan para pendaki, dan atas desakan penduduk setempat akhirnya penginapan Pak Paiman memungut bayaran. Akan tetapi masih bisa dibilang sangat murah dan sangat membantu para pendaki. Terimakasih Pak Paiman (almarhum) atas bantuannya kepada para pendaki.

Tempat Menarik

Ada beberapa tempat menarik yang mungkin dikunjungi diantaranya:
Kebon teh Kersik Tuo
Danau Belibis
Danau kerinci
Danau Situjuh di gunung Situjuh

Selain itu di lokasi Taman Nasional Kerinci Seblat ini juga terdapat komunitas yang disebut dengan ORANG KERINCI , komunitas ini sampai saat ini sangat susah untuk menemukannya. Tim antropologi Perancis masih menyelidikinya. Menurut penduduk setempat, orang kerinci ini mempunyai postur tubuh setinggi anak usia 3 tahun dan berambut panjang, yang unik dari mereka adalah telapak kaki mereka yang terbalik, tidak seperti kita tumit berada dibelakang akan tetapi orang kerinci ini tumitnya ada didepan dan jari-jarinya menghadap kebelakang. Gerakan mereka sangat cepat, sangking cepatnya photograper penyelidik dari perancis itu tidak bisa memotret mereka walaupun sudah bertemu muka. Hasil penyelidikan tim antropolog Perancis ini dapat dilihat di kantor mereka di kota Sungai penuh. Ada photo-photo bekas telapak kaki mereka yang ukurannya sebesar telapak kaki anak kecil.




GUNUNG SEMERU

Gunung Mahameru juga dikenal dengan nama Gunung Semeru. Mahameru merupakan gunung yang tertinggi dipulau jawa dan gunung berapi yang kedua tertinggi di Indonesia degan ketinggian 3676m dpl dan merupakan salah satu gunung berapi yang paling aktif. Setiap lebih kurang 20 menit sekali kawahnya mengeluarkan abu vulkanik berwarna hitam dan pasir. Posisi gunung ini terletak diantara wilayah administrasi Kabupaten Malang dan Lumajang, dengan posisi geografis antara 8°06' LS dan 120°55' BT.

Dilihat dari kejauhan Mahameru menunjukan bentuk kerucut yang sempurna, tetapi saat berada dipuncak gunung tersebut berbentuk kubah yang luas dengan medan beralun disetiap tebingnya. Kawah Jongring Saloka, demikian nama kawahnya ini pada tahun 1913 dan tahun 1946 diisi suatu kubah kawah. Disebelah selatan, kubah ini mendobrak tepi kawah menyebabkan aliran lava kebagian selatan daerah Pasirian, Candiputro dan Lumajang.

Gunung Mahameru adalah bagian termuda dari pegunungan Jambangan tetapi telah berkembang menjadi strato-vulkano luas yang terpisah. Aktivitas material vulkanik yang dikeluarkan meliputi:

Letusan abu, lava blok tua dan bom lava muda
Material lahar vulkanik bercampur dengan air hujan atau air sungai.
Letusan bagian kerucut yang menyebabkan longsoran.
Pertumbuhan lamban/beransur dari butiran lava dan beberapa kali guguran lahar panas.

Bromo dilihat dari puncak MahameruSeperti pada umumnya ditempat tinggi lainnya, daerah sepanjang rute perjalanan dari mulai Ranupane (2.200m dpl) sampai puncak Mahameru mempunyai suhu relatif dingin. Suhu rata-rata berkisar antara 3°c - 8°c pada malam dan dini hari, sedangkan pada siang hari berkisar antara 15°c - 21°c. Kadang-kadang pada beberapa daerah terjadi hujan salju kecil yang terjadi pada saat perubahan musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Suhu yang dingin disepanjang rute perjalanan ini bukan semata-mata disebabkan oleh udara diam tetapi didukung oleh kencangnya angin yang berhembus ke daerah ini menyebabkan udara semakin dingin. Orang pertama yang mendaki gunung ini adalah CLIGNET (1838) seorang ahli geologi berkebangsaan Belanda dari sebelah barat daya lewat Widodaren., selanjutnya Junhuhn (1945) seorang ahli botani berkebangsaan Belanda dari utara lewat gunung Ayet-ayek, gunung Inder-inder dan gunung Kepolo. Tahun 1911 Van Gogh dan Heim lewat lereng utara dan setelah 1945 umumnya pendakian dilakukan lewat lereng utara melalui Ranupane dan Ranu Kumbolo seperti sekarang ini.

Rute Pendakian

Pasar TumpangRute pendakian ke gunung Mahameru yang paling mudah dicapai adalah dari kota Malang, kota ini bisa dicapai dari Jakarta dengan menggunakan bis ataupun kereta api. kemudian dilanjutkan dengan naik angkot (dengan kode TA) menuju Tumpang, dan perjalanan dilanjutkan ke desa Ranu Pane dengan menumpang kendaraan Jeep atau truk sayur yang memang akan menuju desa Ranu Pane. Biasanya pendaki menggunakan Jeep baik perorangan maupun carteran. Tetapi Jeep ini hanya sampai jam 12.00 siang, jadi jangan sampai ketinggalan. Waktu tempuh perjalanan menuju gunung Mahameru dari Malang sebagai berikut:

Malang - Tumpang 18 km 45 menit
Tumpang - Ranupane 30 km 180 menit
Ranupane -Waturejeng 05 km 90 menit
Waturejeng - Ranukumbolo 05 km 90 menit
Ranukumbolo - Kalimati 4,5 km 180 menit
Kalimati - Arcopodo 1,5 km 120 menit
Arcopodo - Puncak Mahameru 1,5 km 3-4 jam

Banyak pendaki yang mengambil tahapan pendakian sebagai berikut.

Ransportasi dari Tumpang ke RanupaneMalang - Tumpang - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Ranu Kumbolo ( menginap di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Kalimati ( menginap di Kalimati)
Kalimati - Puncak - Kalimati - Ranukumbolo (Setelah dari puncak makan siang di Kalimati dan bermalam di Ranu Kumbolo)
Ranu Kumbolo - Ranu Pane (menginap di Ranu Pane)
Ranu Pane - Tumpang - Malang

Waktu pendakian gunung Mahameru sebaiknya dilakukan pada musim kemarau, sekitar bulan Juni, Juli, Agustus dan September. Sedangkan bulan-bulan Januari dan Februari terjadi musim penghujan sering terjadi badai basah dan tanah longsor.

Perijinan

kantor sub seksi area konservasiSetiap pendaki yang akan mendaki Mahameru harus mendaftar terlebih dahulu kantor sub seksi area konservasi di desa Gubukklakah. Rencana dan rute pendakian harus dilaporkan di pos ini. Dan paling sedikit satu grup pendakian terdiri dari tiga orang. Biaya masuk sudah termasuk asuransi kecelakaan.
Sebelum memulai pendakian di Ranu Pane, para pendaki harus melapor ulang di pos petugas kehutanan di Ranu Pane dan melaporkan setiap perlengkapan dan logistik yang dibawa.

Di jalan setapak gunung para pendaki harus tetap berjalan dijalan setapak yang sudah ada, dilrang keras memotong jalan setapak.

Pengurusan perijinanUntuk kelompok pendakian yang kurang dari lima orang dan tidak ada satupun yang pernah mendaki, sangat dianjurkan untuk menyewa penunjuk jalan.

Dilarang keras membuang sampah sembarangan dan setiap sampah yang dihasilkan harus dibawa turun kembali. Jangan meninggalkannya di lokasi menginap atau dijalan setapak.

Aturan-aturan saat di puncak Mahameru.

Kantor pos PPH di Ranupane

  • Dilarang keras mendekati kawa Jongring Seloka karena bahaya dari gas beracun dan abu panas.
  • Lebih baik mendaki kepuncak dimulai waktu dini hari, karena di siang hari angin berhembus ke arah utara dan menyapu gas beracun kearah rute pendakian.
  • Limit waktu berada di puncak adalah sampai jam 10.00 am. setelah itu harus turun. karena arah angin sudah mulai berhembus ke arah utara.

Tempat Menarik

Danau RanupaneRANUPANE
Ranu Pane adalah nama sebuah desa dan danau yang terletak dikaki gunung Mahameru, terletak pada ketinggian 2.000m dpl, merupakan desa terakhir dengan perjalanan kendaraan bermotor. Didesa ini terdapat pos pemeriksaan pendaki gunung dan fasilitas yang ada berupa; pondok pendakian, pondok penelitian, pusat informasi, kantor resort, wisma cinta alam, wisma tamu dan bangunan pengelola. Selain danau Ranu Pane ada lagi danau lain dibalik bukit kecil yaitu danau Ranu Regulo.

Danau RanukumboloRANUKUMBOLO
Daerah ini berjarak kira-kira 10Km dari Ranu Pane, berada pada ketinggian 2.390m dpl, merupakan lembah yang berdanau yang luasnya 12 Ha. Daerah ini merupakan tempat peristirahatan yang memiliki pemandanangan dan ekosistem dataran tinggi asli. Panorama alam di pagi hari akan lebih menakjubkan berupa sinar matahari yang terbit dari celah-celah bukit menunjukan warna-warni yang membuat disekitar danau berwarna kemerah-merahan dan kekuningan, ditambah uap air diatas danau seakan-akan keluar dari danau tersebut. Fasilitas yang ada ditempat ini berupa Pondok Pendaki dan MCK untuk istirahat dan memasak serta berkemah. Didaerah ini terdapat prasasti peninggalan jaman purbakala dan diduga merupakan peninggalan kerajaan Majapahit.

Savana Pagonan CilikSAVANA PAGONAN CILIK
Pagonan Cilik merupakan sebuah nama untuk kawasan padang rumput yang terletak di lembah gunung Ayek-ayek yang letaknya tidak jauh dari Ranu Kumbolo. Asal usul nama tersebut oleh masyarakat setempat dikarenakan kawasan ini mirip dengan padang penggembalaan ternak (Pangonan). Daya tarik kawasan ini merupakan lapangan yang relatif datar ditengah-tengah kawasan yang sekitarnya dengan konfigurasi berbukit-bukit gundul yang bercirikan rumput sebagai type ekosistem asli, sehingga membuat daya tarik tersendiri untuk dikunjungi.

Padang Rumput Oro OmboSAVANA ORO OMBO
Daerah ini merupakan padang rumput yang luasnya lebih kurang 100 Ha berada disebuah lembah yang dikelilingi oleh bukit-bukit gundul dengan type ekosistem asli tumbuhan rumput, lokasi berada dibagian atas dari tebing yang bersatu mengelilingi Ranu Kumbolo. Padang rumput ini mirip dengan sebuah mangkuk dengan hamparan rumput yang berwarna kekuningan, kadang-kadang pada beberapa tempat terendam air hujan.

Cemoro KandangCEMORO KANDANG
Kelompok hutan Cemoro Kandang termasuk dalam gugusan Gunung Kepolo (3.095m dpl), Merupakan hutan yang ditumbuhi pohon Cemara yang jarang dan tumbuhan paku-pakuan. Jalur pendakian melewati daerah ini dengan topografi relatif datar, terletak disebelah selatan dari Pandang Rumput Oro Ombo.

Savana JambanganSAVANA JAMBANGAN
Daerah padang rumput ini terletak diatas 3.200m dpl, merupakan padang rumput yang diselangi oleh tumbuhan cemara, mentingidan bunga edelweiss. Topografi relatif lebih datar pada jalur pendakian ini, beberapa tempat yang teduh menampakan sebagai tempat istirahat yang ideal untuk menikmati udara yang sejuk. Dari tempat ini terlihat gunung Mahameru secara jelas menjulang tinggi dengan kepulan asap menjulang ke angkasa serta guratan/alur lahar pada seluruh tebing puncak yang mengelilinginya berwarna perak, ditempat inilah para pendaki maupun fotografer sering mengabadikan atraksi keunikan dan gejala alam gunung api yang selalu mengeluarkan asap dan debu, merupakan suatu panorama alam yang menakjubkan.

KalimatiKALIMATI
Nama tempat ini berasal dari nama sebuah sungai/kali yang tidak berair dan terdapatnya aliran di sungai tersebut kecuali dimusim hujan yang menyatu dengan alairan lahar Gunung Mahameru. Daerah ini merupakan daerah padang rumput dengan tumbuhan semak dan hamparan edelweiss seluas lebih kurang 20 Ha, dikelilingi oleh kelompok hutan alam dan bukit-bukit rendah. Kalimati merupakan tempat berkemah para pendaki sbelum melakukan pendakian ke Gunung Mahameru. Fasilitas didaerah ini terdapat pondok pendaki dan kebutuhan air untuk memasak bisa diambil dari sunber mata air yang dikenal dengan Sumber Mani. Banyak para pendaki melakukan start pendakian ke puncak dari daerah ini sekitar jam 02.00 dini hari dengan perkiraan sampai di puncak sekitar pukul 06.00 pagi hari.

Puncak MahameruPUNCAK MAHAMERU
Panorama dari puncak tertinggi di pulau Jawa ini sangat indah untuk dinikmati. terlihat beberapa puncak pegunuingan di Jawa Timur, garis pesisir pantai Samudera Hindia, kota-kota besar serta matahari terbit di ufuk timur. Selain itu tentu saja ciri khas Mahameru yaitu letupan debu dan kerikil yang selalu muncul setiap 20 menit sekali. Menakjubkan!




GUNUNG RINJANI

Gunung yang berlokasi di pulau Lombok NTB ini merupakan gunung berapi kedua tertinggi di Indonesia dengan ketinggian 3726m dpl serta pada lintang 8º25' LS dan 116º28' BT,merupakan gunung favorit bagi pendaki Indonesia karena keindahan pemandangannya. Gunung ini merupakan bagian dari Taman Nasional Gunung Rinjani. yang memiliki luas sekitar 41.330 ha dan ini akan diusulkan penambahannya sehingga menjadi 76.000 ha ke arah barat dan timur. Secara administratif gunung ini berada dibawah tiga kabupaten yaitu: Lombok Timur, Lombok Tengah dan Lombok Barat.Di sebelah barat kerucut Rinjani terdapat kaldera dengan luas sekitar 3.500m x 4.800m, memanjang kearah timur anda barat. Di kaldera ini terdapat danau Segara Anakan seluas 11.000.000m persegi dengan kedalaman 230m. Segara Anakan sering dijadikan tempat pemancingan oleh para pendaki ataupun penduduk setempat. Bagian selatan danau ini disebut dengan Segara Endut, dan disebelah timurnya terdapat gunung Baru yang oleh bahasa setempat disebut dengan Gunung Baru Jari. yang memiliki kawah seluas 170 x 200m dengan ketinggian 2.296 - 2376m dpl. Pada tahun 1994 gunung Baru Jari ini meletus dan memuntahkan isi perutnya di sekitar danau Segara Anakan.

Rute Pendakian

Akses pendakian kepuncak Rinjani bisa dicapai dari banyak tempat dan memiliki pemandangan spesifik yang berbeda-beda.

Rute dari Bayan - Torean (Utara timur laut)
Dari Bayan berjalan kaki atau menumpang angkutan setempat dari Bayan ke Torean, setelah itu menyusur sungai Kokok Putih langsung ke dalam dasar kaldera. Perjalanan memakan waktu satu hari penuh dan agak sulit.

Rute dariBayan - Senaru (Utara)
Senaru dapat dicapai dari ibukota Lombok Mataram dengan kendaraan bermotor (sehari perjalanan). Kemudian berjalan kaki dari Senaru ke Babanan (tepi kaldera sebelah utara), dilanjutkan ke Kokok Putih. Rute ini juga memakan waktu satu hari penuh.Dari kokok putih pendakian akan lebih sulit karena pendaki akan mulai mendaki gunung sebenarnya yaitu menuju puncak rinjani dengan menggunakan jalur gunung plawangan. meskipun demikian pendakian menggunakan jalur ini adalah yang termudah dari jalur - jalur yang lain.

Rute Sembalun Lawang (Tenggara)
Dari mataram naik kendaraan bermotor ke Pesugulan (kira-kira 4 jam). Kemudian lanjutkan ke Sembalun Bumbung dan Sembalun Lawang, ini memakan waktu lebih kurang 3 jam perjalanan. dari sembalun lawang pendaki dapat mencapai gunung plawangan dan menuju ke segara anakan dengan waktu kira-kira satu hari perjalanan. dan dari gunung plawangan dapat didaki Gunung Rinjani. Jalan ini cukup berat tapi paling banyak digunakan oleh para pendaki. Untuk detail informasi rute ini lihat ulasan rute Sembalun.

Rute dari Sajang
Sajang terletak diantara Sembalun Lawang dan Bayan. pendakian ke Gunung Plawangan tidak jauh berbeda dengan yang dari Sembalun Lawang karena jalan setapaknya tidak jauh dari barat menjadi satu.

Rute dari Kumbi (Sesaut)
Sesaut yang terletak di sebelah baratdaya pegunungan Rinjani hanyalah sejauh 1/2 jam perjalanan dengan kendaraan bermotor dari Mataram ke arah timur. Perjalanan hingga di Babanan memakan waktu lebih kurang 1 1/2 hari, setelah 2 hari sampai di Kokok Putih. Perjalan trekking yang panjang ini menyuguhkan pemandangan alam terbuka yang indah, tetapi menarik bagi seorang pendaki gunung yang menyukai hutan belantara.

Puncak Rinjani hanya dapat dicapai dari dua arah yaitu dari Gunung Plawangan dan langsung dari Aikmel. Perjalanan dari Aikmel ini sangat berat karena tidak akan ditemukan mata air mengalir dan memakan waktu dua hari perjalanan. jadi disarankan hanya yang memiliki kemampuan navigasi dan survival yang memadai yang disarankan mencoba jalur ini.

Gunung Kondo atau lebih dikenal dengan dengan Gunung Sangkareang Daya oleh rakyat setempat juga Gunung Punduk pertama didaki oleh Basleman pada tahun 1966 dengan menggunakan jalur dari timbanuh. pendakian kurang lebih satu hari. Dari puncak ini Danau Segara Anakan dapat dituruni dan di Timbanuh dapat dicapai dengan kendaraan umum dan sewaan.

selanjutnya menurut penduduk jalan menuju ke Danau Segara Anakan dapat pula dicapai dari :

  • Luk (kemungkinan lewat babanan) (Utara)
  • Masbagik (hanya sampai G. Punduk) (Selatan)
  • Mantang (juga hanya sampai G. Punduk) Barat Daya
  • Kembangkereng (sampai G.punduk)

Sumber mata air dapat di temui di:

  • Jalur Sembalun Lawang : Pos II dan di Plawangan Sembalun
  • Didekat danau segara anakan.

Air danau Segara anakan terasa kecut dan mengandung belerang, tidak enak untuk di minum.

RUTE DARI SEMBALUN
SEMBALUN LAWANG - POS I
Pendakian dimulai dari desa Sembalun lawang yang yang berada pada ketinggian ± 1156m dpl. Sebelum mendaki kita harus melapor di pos taman nasional. Disini juga terdapat losmen untuk beristirahat dengan nama Pondok Sembalun. Dari jalan raya gerbang pendakian segera terlihat dan disamping gerbang ada patung bawang yang besar. Ini mungkin dikarenakan daerah ini adalah penghasil bawang di Lombok. Sepajang jalur ini kita hanya melewati padang rumput yang mendaki dan menurun sesekali menyeberangi kali yang kering serta beberapa cemara gunung (casuarina junghuhniana). Normal jarak tempuh jalur ini adalah ± 2 jam

POS I - POS II
Pos I (08°19' 44,7" LS 116° 24' 07,6" BT) atau Pos Pemantauan merupakan sebuah pondok tanpa lantai yang teletak ditengah jalur di daerah padang rumput serta berada pada ketinggian 1300m dpl. Pos ini tidak ada sumber air. Jalur dari pos ini ke Pos II masih sedikit menanjak dan padang rumput yang terbuka serta masih melewati beberapa aliran lahar dan kali kering. Jalan setapaknya sendiri kadang menurun cukup curam. Normal jarak tempuh jalur ini adalah ±1 jam.

POS II - POS III
Pos II (08°20' 56,2" LS 116° 23' 43,4" BT) atau Pos Tengengean terletak di sebelah kiri jalan agak menjorok kedalam dengan ketinggian 1500m dpl, dan didepan pos ini terdapat sungai kering serta jembatan diatasnya yang merupakan jalur pada rute ini. Di pos ini kita bisa jumpai sumber mata air dan sebuah toilet yang merupakan hasil sumbangan dari sebuah LSM asal New Zealand. Pos nya sendiri letaknya disebuah lembah yang diapit bukit. Jarak tempuh normal ± 1 jam

POS III - PLAWANGAN SEMBALUN (Plawangan II)
Pos III atau Pos Pada Balong (08°22' 10,5" LS 116° 23' 57,1" BT) terletak persis dipinggir aliran lahar/sungai kering, pada ketinggian 1800m dpl. Sebelum mencapai pos ini kita akan bertemu sebuah persimpangan jalan yang memisahkan jalur ke bukit penyesalan (kanan) dan ke jalur penderitaan (kiri). Saat ini jalur yang sering dipakai adalah jalur penderitaan, sedangkan jalur bukit penyesalan sendiri jembatannya sudah runtuh dan jalan setapaknya sudah tidak begitu jelas. Kondisi Pos III ini masih sangat bagus dibanding dua pos sebelumnya. Dari pos ini menuju Plawangan kita akan dihadapkan dengan tanjakan bukit sembilan. Karena kita memang melewati sembilan bukit sebelum sampai di gigiran punggungan yang kemudian belok kiri menuju ke Plawangan. Jarak tempuh normal ± 3,5 jam.

PLAWANGAN SEMBALUN - PUNCAK RINJANI
Plawangan (08°23' 36,1" LS 116° 26' 26,4" BT) sendiri merupakan sebuah dataran yang cukup luas untuk beberapa tenda yang terletak diatas gigiran punggungan yang menyatukan dengan pungungan menuju puncak serta berada pada ketinggian 2639m dpl. Dari sini terlihat jelas Segara anakan dan gunung baru. Disini terdapat sebuah toilet, dan juga sebuah sumber air yang berupa pancuran. Puncak Rinjani terlihat kelas dari sini. Hati-hati terhadap monyet didaerah ini mereka sangat agresif untuk merebut makanan setiap pendaki yang lengah. Jarak tempuh normal kepuncak ±3 jam.

PUNCAK 3726M dpl.
Perjalanan dari Plawangan kepuncak mulai dihadapkan pada tanjakan-tanjankan yang curam dan berdebu sampai pada batas gigiran puncak kemudian berbelok kekiri mengikuti gigiran puncak yang berpasir lembut membuat sulit untuk melangkah. Mendekati puncak tanjakan cukup terjal dan berpasir halus. Pemandangan di sekitar puncak kita dapat melihat sayup-sayup dari arah timur ada gunung Tambora serta kepulaan Sumbawa, sebelah barat terlihat Gunung Agung di bali serta pelabuhan Lembar dan juga kearah bawahnya ada segara anakan beserta Gunung Baru Jari, sebelah utara kearah bawah kita bisa melihat kawah gunung Rinjani yang sudah tidak aktif lagi.

RUTE DARI SENARU
SENARU - POS II
Di Senaru (601m dpl) kita juga harus melapor di pos taman nasional. kemudian jalan setapak dimulai dengan jalan lurus melewati perkebunan penduduk kemudian memasuki mulut hutan ada papan pengumuman dari taman nasional. dari sini jalan setapak belum begitu menajak, kita akan melewati Pos I yang berupa sebuah pondok kecil yang terletak didekat pohon beringin berkaki tiga. Keadaan hutan tidak begitu rapat dan gelap tapi lebih sejuk dibanding rute Sembalun. Jalan setapak yang dilewati untuk mencapai pos ini relatif menanjak dan kadang-kandang agak datar akan tetapi terasa agak panjang. Jarak tempuh normal ±3 jam.

POS II - POS III
Pos II atau pos Montong Satas berada pada ketinggian 1500m dpl, disini ada sumber mata air. Dari sini menuju Pos III jalan setapaknya mulai menanjak serta banyak akar pohon di sepanjang jalan setapak akan tetapi pepohonan masih rapat dan terhindar dari terik panas matahari. JArak tempuh normal ±2 jam.

POS III - PLAWANGAN SENARU
Pos III atau Pos Mondokon Lolak ini berada pada ketinggian 2000m dpl. Disini terdapat dua pondok akan tetapi kondisi yang satunya sudah hampir roboh. Disini juga ada sumber mata air. Setelah keluar dari hutan kita akan langsung dihadapkan dengan jalan setapak yang terbuka dan akan samapai pada daerah cemara tiga, disini cukup luas untuk mendirikan tenda akan tetapi tidak ada air. Dari cemara tiga ini jalan menanjak terus serta jalan setapaknya berbatu-batu melewati beberapa punggungan bukit yang ditumbuhi rumput dan terbuka. Jarak tempuh normal ±2 jam.

PLAWANGAN SENARU - CAMP SEGARA ANAK
Dari Plawangan (2641m dpl) ini kita bisa melihat dengan jelas danau segara anakan, puncak rinjani. Disini tidak ada sumber air akan tetapi ada toiletnya. Dari plawangan ini jalur kemudian menuruni sebuah tebing batu yang curam kemudian terus melipir turun punggungan bukit, sesekali terdapat tanjakan akan tetapi tidak begitu curam. Sampai didanau jalan setapak terus menyususri dananu hingga sampai pada lokasi basecamp danau segara anakan. Jarak tempuh normal ±2 jam.

CAMP SEGARA ANAKAN
Pada lokasi basecamp ini terdapat dua toilet untuk pria dan wanita. Di segara anakan ini terdapat banyak sekali ikan yang bisa dipancing . Suhu pada siang hari berkisar antara 10°C - 15°C dan pada malam hari suhu bisa turun drastis terutama sekali pada musim kemarau. Kadang-kadang angin juga bertiup cukup kencang. Dari sini rute menuju puncak akan melewati plawangan sembalun dengan telebih dahulu melewati tanjakan yang cukup memeras tenaga melewati jalan setapak berbatu melipiri gigiran tebing yang berakhir pada petigaan rute Sembalun Lawang.

RUTE DARI TOREAN (updated by Ge'an)
Beberapa kalangan bahkan mungkin sebagian besar pendaki gunung dan wisatawan mengenal pendakian gunung Rinjani melalui rute Timur yaitu Sembalun dan Rute Barat Laut melalui Senaru. Ternyata Rinjani masih menyimpan beberapa jalur tradisional yang sering dilalui para penduduk dan nelayan setempat untuk menuju Segara Anak. Karena tujuan utama pendakian gunung biasanya adalah mencapai puncak Rinjani dahulu baru menuju Segara Anak, maka jalur-jalur ini sangat jarang dipakai oleh para pendaki.

Salah satu jalur yang sangat menarik untuk dilalui namun jarang diminati pendaki pada umumnya adalah jalur di sisi utara Rinjani yang berupa lembah dalam dan bermuara di Segara Anak. Jalur Torean sering dilalui penduduk lokal untuk menuju goa Susu, goa Manik, dan lainnya yang berada beberapa ratus meter sebelum Segara Anak, serta merupakan jalur rutin yang dilalui prosesi PAKELEM bagi umat Hindu setiap tahunnya.

Akses transportasi menuju Torean dan lainnya
Dari terminal Cakranegara – Lombok, menuju termilnal Bayan ditempuh dengan colt umum selama +/- 3 jam dengan biaya 10.000/orang.

Kemudian sebaiknya dari terminal Bayan menggunakan jasa ojek untuk sampai di desa Torean memakan waktu hampir 1 jam perjalanan melaui pedesaan dan perkebunan kopi makin ke dalam semakin jarang dihuni penduduk. Jalur masih berupa jalan tanah yang rusak dan berdebu (bayangkan saja kalau musim penghujan tiba) dan ojek merupakan satu-satunya transportasi yang bisa mencapai Torean selain truk yang sangat jarang melintas menuju Torean.

Jasa ojek bisa kita hargai antara 12.000 – 15.000 per orang mengingat dengan susah payah sepeda motor-sepeda motor itu memuat carrier dan penumpangnya dalam medan bergelombang.

Sebaiknya gunakan jasa porter untuk sampai di Segara Anak (walau perlu dicatat, jasa porter cukup mahal di sini antara +/- 100.000 per hari karena jarangnya pendaki yang melalui jalur ini) karena sering ditemui percabangan jalur dengan jalur lainnya. Bisa hubungi penjaga gerbang setempat (bapak Mangku). Sementara itu, jangan mengira akan ada pos pendakian seperti di jalur-jalur pendakian lainnya, starting point hanya berupa portal jalan dengan tulisan kawasan Taman Nasional gunung Rinjani.

Sebaiknya bermalam di Torean, bisa di rumah pak Mangku (persis di samping portal TamNas dan musholla) dan memulai perjalanan pagi berikutnya. Ini disebabkan karena jalur Torean agak berbahaya dilalui pada malam hari dan keindahan yang disajikannya juga akan sia-sia bila kita melintasinya saat malam hari.

RUTE PENDAKIAN

Torean – Segara Anak


Ada beberapa titik break point selama menuju Segara Anak karena sebenarnya tidak ada yang bisa disebut pos, kecuali satu shelter yaitu pos I yang dapat ditempuh selama +/- 2,5 jam melaui hutan lebat Taman Nasional dan beberapa jalur naik turun menyeberangi lembah-lembah bekas aliran sungai kering yang sangat mendominasi jalur. Terdapat sungai kecil memotong jalur dari pos 1 menuju Pelawangan Torean. Tiba saatnya menikmati dan menyaksikan ciri khas jalur Torean setelah beberapa saat keluar dari areal pos 1.

Jalur benar-benar berbeda, kita berada di lembah dalam sisi utara Rinjani yang membawa aliran air dari Segara Anak melalui sungai Kokok Putih. Kokok dalam bahasa setempat berarti sungai, dan sungai ini memang mengalirkan air berwarna putih kehijauan yang mengindikasikan kandungan sulfur yang tinggi didalamnnya.

Melipir di sisi kanan dinding lembah mengikuti aliran Kokok Putih yang berada di kiri jalur jauh beberapa ratus meter di bawahnya. Berseberangan dengan jalur ini merupakan dinding terjal bagian barat dari jalur Sembalun. Setapak kecil dan jalur berbatu mengisi perjalanan naik turun beberapa bukit batu hingga sampai pada Pelawangan Torean yang mungkin tidak nampak seperti pelawangan pada umumnya karena tidak ada satupun petunjuk arah dan keterangan tempat di sepanjang jalur ini. Pelawangan berupa puncak jalur dan beberapa batu serupa triangulasi dan air terjun di sisi kiri yang akhirnya mengantarkan menuruni turunan tajam untuk sampai di anak sungai Kokok Putih.

Tempat yang unik untuk dijadikan tempat istirahat, Propok namanya. Pertemuan beberapa aliran sungai dari Segara Anak yang merembes berupa beberapa air terjun lagi di sekitar Propok. Pemandangan yang unik dan menarik, aliran sungai berwarna putih kecoklatan, bersuhu hangat bertemu dengan air jernih dan dingin menjadi satu mengalir dalam aliran Kokok Putih yang sebenarnya.

Tak berapa lama setelah satu tanjakan bukit lagi, kita akan memasuki kawasan goa dan kolam air panas alami yang banyak terdapat di sekitar Segara Anak. Mengikuti jalur air menelusuri tetumbuhan jelatang hutan untuk sampai di muara sungai-sungai kecil air hangat dan sampai di depan goa Susu dengan kolam-kolam air panas yang menggoda untuk kita segera berendam di dalamnya.

Waktu tempuh yang diperlukan adalah +/- 7 – 8 jam serta 45 menit lagi untuk sampaike Segara Anak.

Segara Anak – Pelawangan Sembalun


Jalur Torean memang menambah waktu sehari sebelum sampai di puncak bila melalui jalur normal Sembalun. Kita harus menanjaki tebing Pelawangan Sembalun selama +/- 4 jam untuk sampai di Pelawangan Sembalun sebelum camp terakhir. Dari sini, jalur kembali ke jalur normal dari arah Sembalun untuk sampai di puncak.

Kenapa jalur Torean ?!


Bagi yang sedikit jenuh dengan jalur sabana Sembalun yang tak berkesudahan selama sehari perjalanan, jalur Torean merupakan pilihan yang tepat karena jalurnya yang sejuk dan hijau serta menyimpan keindahan air tejun Kokok Putih.Sebelum melanjutkan perjalanan mendaki tebing Pelawangan Sembalun, kita bisa relaksasi terlebih dahulu di kolam-kolam air panas alami yag banyak terdapat di sekitar Segara Anak, sangan baik untuk otot yang letih dan bermalam sehari di Segara Anak menikmati pemandangan yang cantik dari istana Dewi Anjani yang diyakini menguasai kawasan Rinjani. Tentunya tewaran kedua ini bagi mereka yang memiliki waktu cukup panjang dalam perjalanan dan bersedia menikmati keindahan dan kedamaian bermalam di Segara Anak hingga dua kali saat akan turun kembali dan melalui jalur Senaru.Selamat menemukan keidahan yang mistis dari jalur Torean yang akan dipenuhi cerita dan perasaan yang berbeda dari jalur lainnya saat menapaki Rinjani.

Perijinan

Baik dari rute Sembalun Lawang maupun Senaru terdapat Pos Taman Nasional untuk mengurus perijinan pendakian. Biaya per orang Rp.3000,- dan sudah termasuk asuransi. Bagi yang membutuhkan porter atau guide bisa juga diurus oleh petugas disini. Honor untuk satu orang porter Rp.40.000,- per harinya dan porter-porter ini sudah sangat berpengalaman, jika dibutuhkan mereka juga bisa memasak, selain mengambil air dan menjaga tenda dan bahan makanan dari serangan monyet-monyet gunung yang banyak sekali terdapat di Plawangan Sembalun

Tempat Menarik

Danau Segara Anak
Danau indah ini terbentuk dari bekas kawah, seluas 11.000.000m persegi dengan kedalaman 230m. Danau ini sangat kaya dengan ikan. Bukan hanya pendaki saja yang memancing disini, akan tetapi para penduduk setempat banyak yang datang untuk memancing. Mendaki gunung Rinjani kalau tidak bermalam dipinggir danau ini rasanya ada sesuatu yang kurang. Danau ini terlihat cantik sekali dari puncak gunung Rinjani.

Goa Susu
Goa ini dinamakan goa susu oleh karena air berwarna putih yang mengandung belerang yang keluar dari celah bebatuan didalam gua ini. Celah untuk masuk goa ini sangat sempit dan sangat susah untuk dilewati. Penduduk setempat percaya barang siapa yang bisa masuk sampai kedalam goa ini berarti orang tersebut mempunyai hati yang bersih.


Air Kalak
Air Kalak dalam bahasa setempat yang artinya air panas, mengalir dari atas kebawah dan membentuk kolam-kolam kecil yang mempunyai suhu yang berbeda-beda. Jika anda ingin berendam, tinggal pilih anda menyukai suhu panas, hangat atau suam-suam kuku.

Gunung Baru Jari
Gunung Baru Jari (bahasa Suku Sasak) yang artinya gunung baru jadi. Gunung ini membuat pemandangan gunung Rinjani menjadi khas dan tidak ada duanya.

Desa Tradisional Sasak
Desa ini berada tepat disamping Pos Taman Dasional di Senaru. desa ini sangat unik karena ciri bangunan rumah yang da didalam komplek desa sasak ini masih mempertahankan keaslian budaya suku sasak. Seperti halnya dengan suku Baduy di Banten, rumah suku Sasak ini tanpa memakai paku dan terlihat sangat tertata rapi. selain desa tradisional ini di Senaru juga ada air terjun yang dinamakan SINDANG GILE, yang terletak tidak begitu jauh dari Senaru.

Air Terjun Sindeng Gile
Air terjun ini berada tidak jauh dari penginapan di Senaru dan bisa dicapai dengan jalan kaki. Sindang gile ini merupakan salah satu objek andalan dari Senaru.

Up-date Data

Archiaston Musama (Moderator milis highcamp)

Rinjani 3,726 mdpl memiliki panaroma yg paling bagus diantara gunung-gunung di Indonesia. Salah satu tempat tujuan wisata adventure favorite dari seluruh dunia. Keunikan lain dari Rinjani adalah Porter-nya; mereka bukan hanya tahan membawa logistik berat tetapi sekaligus koki yg handal dan guide yg menarik.

Setiap tahunnya (Juni-Agustus) banyak dikunjungi pencinta alam mulai dari Penduduk lokal, mahasiswa, pencinta alam. Temperature udara rata-rata sekitar 20°C; terendah 12°C. Angin kencang di puncak biasa terjadi dibulan Agustus. Beruntung akhir Juli ini, angin masih cukup lemah dan cuaca cukup cerah, sehingga summit attack bisa dilakukan kapan saja. Selain puncak, tempat yg sering dikunjungi adalah Segara Anakan, sebuah danau kawah di ketinggian 2,000 mdpl. Untuk mencapai lokasi ini kita bisa mendaki dari desa Senaru atau desa Sembalun Lawang (dua point entry terdekat di ketinggian 500 mdpl dan 1,200 mdpl). Kebanyakan pendaki menyukai start entry dari arah Sembalun, krn bisa menghemat 700m ketinggian. Rute Sembalun agak panjang tetapi datar, dan cuaca lebih panas krn melalui padang savana yg terik (suhu dingin tetapi radiasi matahari langsung membakar kulit). Sunblok krem sangat dianjurkan.

Sedangkan dari arah Senaru tanjakan tanpa jeda, tetapi cuaca lembut krn melalui hutan. Dari kedua lokasi ini membutuhkan waktu jalan kaki sekitar 9 jam menuju bibir punggungan di ketinggian 2,700 mdpl (tiba di Plawangan Senaru ataupun Plawangan Sembalun). Di tempat ini pemandangan ke arah danau, maupun kearah luar sangat bagus. Dari Plawangan Senaru (jika naik dari arah Senaru) turun ke danau melalui dinding curam ke ketinggian 2,000 mdpl) yg bisa ditempuh dlm 2 jam. Di danau kita bisa berkemah, mancing (Carper, Mujair) yg banyak sekali. Penduduk Lombok mempunyai tradisi berkunjung ke segara anakan utk berendam di kolam air panas dan mancing.

Utk mencapai puncak (dari arah Danau) harus berjalan kaki mendaki dinding sebelah barat setinggi 700m dan menaiki punggungan setinggi 1,000m yg ditempuh dlm 2 tahap 3 jam dan 4 jam. Tahap pertama menuju Plawangan Sembalun, camp terakhir utk menunggu pagi hari. Summit attack biasa dilakukan pada jam 3 dinihari utk mencari momen indah - matahari terbit di puncak Rinjani. Perjalanan menuju Puncak tergolong lumayan; krn meniti di bibir kawah dgn margin safety yg pas2an (no point for error please). Medan pasir, batu, tanah. 200 meter ketinggian terakhir harus ditempuh dgn susah payah, krn satu langkah maju diikuti setengah langkah turun (terperosok batuan kerikil).

Buat highlander - ini tempat yg paling menantang dan disukai krn beratnya medan terbayar dgn pemandangan alamnya yg indah. Gunung Agung di Bali, Gunung Ijen-Merapi di Banyuwangi dan Gunung Tambora di Sumbawa terlihat jelas saat cuaca bagus di pagi hari. Utk mendaki Rinjani tidak diperlukan alat bantu, cukup stamina,

"patience" dan "passion".

Keseluruhan perjalanan dpt dicapai dlm program 3 hari dua malam, atau kalau mau lihat dua objek lain: gua susu dan gunung baru jaro (kawah baru ditengah danau) perlu tambahan waktu 2 hari perjalanan. Persiapan logistik sangat diperlukan. tetapi untungnya segala sesuatu bisa diperoleh di desa terdekat. tenda, sleeping bag, peralatan makan, bahan makanan dan apa saja yg diperlukan (termasuk radio komunikasi) bisa disewa dari homestay2 yg menjamur di desa Senaru. Yg unik lainnya dari Rinjani, disana ada cukup banyak toilet. Bentuknya kotak besi warna hijau. Diatasnya ada penampung air hujan. Juga ada yg pake tangki fibre glass. Tapi sayang nggak ada airnya. Tapi don't worry, alam akan mengajarkan kita how to back to nature.

Cerita ttg pemandangan, rasanya kita nggak akan kehabisan momen pengambilan gambar. Pagi dan sore saat yg paling indah utk difoto, Rinjani dgn kontour tiga dimensinya yg ektrim menyediakan begitu banyak sudut indah. Awan, kabut, pohon2 tunggal ditengah savana, monyet2 yg expresif, porter2 in action, wajah gembira mahasiswa ketika mendptkan karper besar, perjuangan menggapai puncak rinjani - menyediakan banyak momen bagus utk difoto. Jika waktu kita pendek sekali, Lombok masih dpt dicapai dlm liburan sabtu-minggu. Sekarang ini banyak penerbangan JKT Lombok (via SBY), dgn tarip sekitar 350rb-an sekali jalan; mungkin bisa lebih rendah tergantung sisa seat (booking lebih awal).

Kalau menggunakan Lion penerbangan sore, kita bisa berangkat sesudah pulang kerja di Juma't petang, tiba di Mataram sekitar jam 22:00. Langsung ambil taksi airport menuju Sembalun Lawang (200rb) yg ditempuh dlm 2.5 jam perjalanan atau ke Senaru (175rb). Di Senaru banyak homestay bersih dan bagus dgn tarip 30~50 rb-an. Atau di Sembalun Lawang spt. Homestay Lembah Rinjani dan Nauli (dua2nya bagus), dgn pemandangan spektakular menghadap Rinjani. Tarif 100rb-an.

Sabtu pagi bisa langsung naik lewat Senaru ke Plawangan Senaru dan turun ke danau. Tiba sore hari. Bisa bermalam di Plawangan saja (pemandangan sangat bagus) turun ke danau pagi hari atau turun ke Danau langsung bermalam disini). Minggu paginya ada cukup waktu utk menikmati air panas, mancing atau berleha-leha. Jam 11:00 kembali dgn rute yg sama (Senaru). Tiba hampir magrib, langsung transfer ke Airport Selaparang dgn penerbangan terakhir (Citylink atau Lion). Senin pagi sudah masuk kerja, tentu dgn sedikit kaki pegel2. Jika sambung ke puncak, butuh satu hari lagi day off, yg ini barangkali bisa dipertimbangkan saat harpitnas atau cuti liburan.




GUNUNG LATIMOJONG

ImagePegunungan Latimojong yang berada di kabupaten Enrekang propinsi Sulawesi Selatan ini bertipe non-vulcanology dan mempunyai banyak sekali puncak-puncak dan tiga diantaranya adalah merupakan puncak tertinggi di Sulawesi yaitu Buntu (puncak) Rante Mario 3.478 m d.p.l, Buntu Nenemori 3.397 m d.p.l, Buntu Rante Kambola 3.083 m d.p.l. Puncak tertinggi Rante Mario berada pada koordinat 120°01'30" BT - 03°23'01" LS.

Pegunungan ini membujur dari Barat ke timur, dan melintang dari Utara ke Selatan. Konon kabarnya pegunungan ini merupakan tempat asal usul dari nenek moyang orang Enrekang, Toraja, Luwu dan Bone. Sedangkan saat ini yang mendominasi daerah Baraka hingga dusun terakhir Karangan adalah orang suku Duri yang berbicara dengan bahasa Duri. Berikut adalah urutan puncak-puncak pegunungan latimojong yang membujur dari Barat ke Timur yaitu:

Buntu Pantealoan 2.500 m d.p.l
Buntu Pokapinjang 2.970 m d.p.l
Buntu Rante Mario 3.430 m d.p.l

Puncak yang melintang dari Utara ke Selatan adalah:
Buntu Sinaji 2.430 m d.p.l
Buntu Sikolong 2.754 m d.p.l
Buntu Rante Kambola 3.083 m d.p.l
Buntu Rante Mario 3.430 m
Buntu Nenemori 3.097 m d.p.l
Buntu Bajaja 2.700 m d.p.l
Buntu Latimojong 2.800 m d.p.l

Sumber mata pencaharian penduduk di daerah perdusunan Pegunungan Latimojong adalah bertani kopi. Curah hujan rata-rata adalah 94,6 mm/tahun. Musim pendakian yang paling baik adalah dari Bulan July hingga Agustus. Anoa masih banyak terdapat di pegunungan ini, meskipun sudah dilindungi karena jumlahnya yang mulai berkurang, akan tetapi pemburuan ilegal masih terus berlangsung, baik oleh penduduk lokal maupun pendatang yang sengaja datang untuk berburu.

Rute Pendakian

Jalur akses yang umum dipakai adalah dari kecamatan Baraka, Baraka ini bisa dicapai dari arah Makassar atau Tana Toraja dengan menumpang bis dan turun di Cakke. Kemudian dilanjutkan dengan menumpang angkutan lokal ke Baraka. Dari Makassar ada kendaraan langsung menuju Baraka, berupa kendaraan Kijang, atau Panther yang bermuatan 10 orang dengan ongkos Rp.30.000,- per orang dan mangkal di terminal Makassar pada jam 07.00 atau 12.00 dan 19.00. Kadang angkutan ini jam keberangkatannya juga bisa mundur tergantung dari ada tidaknya penumpang.

Buntu DeaBaraka - Buntu Dea
Dari Baraka ke Buntu Dea bisa ditempuh dengan mobil sejenis mikrolet dan biasanya tidak sampai ke batas akhir dari jalan, dan berhenti 3km sebelum batas akhir jalan. Angkutan ini hanya ada pada hari pasar Baraka yaitu hari Senin dan Kamis. Angkutan lain adalah Ojek dan kita akan diantar langsung pada batas jalan dengan waktu tempuh dari Baraka satu jam lebih cepat yaitu 2 jam. Akan tetapi tentu saja biayanya akan jadi lebih mahal dari pada menumpang angkotan. Pada waktu pendataan ini ongkos ojek adalah Rp.50.000,- sekali jalan.

Dusun LatimojongBuntu Dea - Dusun Latimojong (Rante Lemo)
Dari Buntu Dea menuju dusun Latimojong atau di peta dikenal dengan Rante Lemo, ditempuh dengan berjalan kaki. Jalurnya sudah diperlebar untuk kendaraan beroda empat, akan tetapi masih dalam tahap pengerjaan mungkin 1 atau 2 tahun lagi jalan ini sudah selesai dan kendaraan sudah bisa mencapai Dusun Latimojong. Waktu yang ditempuh dari Buntu Dea ke Dusun Latimojong adalah 2 jam. Dusun Latimojong ini sudah dialiri aliran listrik.

Dusun KaruajaDusun Latimojong - Dusun Karuaja
Kira-kira 1 jam 15 menit kemudian jalan setapak akan melewati dusun Karuaja. Sebuah dusun kecil dan listrik juga sudah mengalir ke dusun ini. Dusun ini terletak persis dilembah sebuah bukit.

Desa KaranganDusun Karuaja - Dusun Karangan
Perjalanan masih terus berlanjut menuju dusun terakhir yaitu Karangan yang berjarak tempuh 2 jam jalan kaki dari dusun Karuaja. Ditengah perjalanan antara Karuaja dan Karangan akan ada lagi sebuah dusun kecil yaitu Buntulamba. Dusun Karangan berada dipinggang bukit dengan ketinggian 1390m d.p.l dan mengalir sungai besar yang jernih yaitu sungai Salu Karangan. Didusun ini pendaki sudah biasa menginap di rumah penduduk atau dirumah kepala desa, dan biasanya bagi yang butuh porter bisa mencarinya disini.

Pos IDusun Karangan - Pos 1
Jalur trekking dari Karangan menuju pos 1 dimulai dengan mengikuti aliran sungai Salu Karangan kemudian menyeberangi sebuah jembatan batang pohon dan menanjak naik dengan kemiringan 50-70 derajat. Kemudian akan bertemu dengan jalan bercabang dua yaitu kekiri mendatar adalah rute ke puncak Rante Mario dan lurus mendaki adalah rute ke puncak Nenemori. Keadaan jalur hingga ke Pos 1 ini banyak sekali jalan bercabangnya, yang merupakan jalur pemburu dan penebang kayu. Pos 1 ini bernama Buntu Kaciling dan berada diketinggian 1800m d.p.l dan merupakan sebuah areal terbuka seukuran 4 meter persegi disini tidak ada sumber mata air.

Pos IIPos 1 - Pos 2
Menuju Pos 2 dari pos 1 jalur trek akan bervariasi yaitu mendaki dan menurun serta melipiri tepi jurang. Mendekati pos 2 rute jalannya akan menurun karena pos 2 berada disebuah lembah ditepi sungai yang mengalir besar. Pos 2 ini berupa sebuah areal dibawah tebing batu seukuran 4 meter persegi. Sumber air melimpah disini dan sangat dekat dari areal camp. Pos 2 berada diketinggian 1800m d.p.l dan pos 2 ini disebut juga dengan nama Goa Sarung Pakpak. Waktu tempuh dari pos 1 adalah 1 jam 45 menit. Pos 2 biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.

Pos IIIPos 2 - Pos 3
Menuju Pos 3 yang bernama Lantang Nase rutenya adalah tanjakan terjal 80 derajat dan ini akan ditempuh terus selama 1 jam perjalanan. Tanajakan ini tanpa bonus jalan mendatar dan sangat berbahaya jika lengah dengan keseimbangan bisa terjungkal kebelakang. Pos 3 ini berupa sebuah daerah datar seukuran 5 meter persegi serta tidak ada sumber airnya dan berada pada ketinggian 1940m d.p.l

Pos IVPos 3 - Pos 4
Rute menuju Buntu Lebu atau Pos 4 ini dari Pos 3 masih mempunyai kemiringan 60 - 70 derajat dengan sesekali bonus jalan mendatar. Pos 4 berada diketinggian 2140m d.p.l dan merupakan sebuah areal datar ukuran 6 meter persegi. Tertutup pepohonan dan tidak mempunyai sumber air. Waktu tempuh dari pos 3 adalah 45 menit.

Pos VPos 4 - Pos 5
Pos 5 atau dikenal juga dengan sebutan Soloh Tama, merupakan sebuah daerah datar yang luar dan bisa menampung paling tidak 10 tenda. Daerah ini sedikit terbuka dan terletak disisi sebuah punggungan dengan ketinggian 2480m d.p.l dan waktu tempuh dari pos 4 adalah 1 jam 30 menit. Disini terdapat sumber air berupa sebuah sungai yang berjarak kira-kira 100 meter menurun kelembah. Tempat ini juga biasanya dijadikan tempat bermalam oleh pendaki.

View dari Pos VIPos 5 - Pos 6
Pos 6 merupakan sebuah daerah datar ukuran 3x6 meter dan mempunyai ketinggian 2690m d.p.l jarak tempuh dari pos 5 sekitar 40 menit. Dari pos ini sudah terlihat jelas jejeran pegunungan Latimojong serta Buntu Dea dari kejauhan. Disini tidak terdapat sumber mata air.

Pos VIIPos 6 - Pos 7
Jarak tempuh dari pos 6 ke pos 7 adalah 1 jam 30 menit. Sepanjang rute menuju pos 7 jalan setapaknya sudah terbuka dan hamparan jejeran penggunungan Latimojong jelas terlihat. Pos 7 berada pada ketinggian 3100m d.p.l pos ini dikenal juga dengan nama Kolong Buntu. Pemandangan sangat indah dari pos ini. Di pos ini juga terdapat sebuah sumber mata air berupa sungai kecil jernih dan sebuah kolam besar dibawahnya. Jarak dari lokasi camp sekitar 15 meter.

Pertigaan Rante Mario dan nenek MoriPos 7 - Pertigaan
Perapatan adalah sebuah medan terbuka yang cukup luas disini kita menemukan jalan kekiri ke puncak Rante Mario, kanan ujung 30° adalah kepuncak Nenemori dan kanan 90° adalah jalan turun ke Palopo. Sebelum mencapai perapatan ini kita akan bertemu dengan jalan bercabang yaitu kekanan ke puncak antene (antene komunikasi ABRI yang tidak terpakai lagi), dan kekiri ke Perapatan. Waktu tempuh dari pos 7 adalah 20 menit, dengan ketinggian 3300m d.p.l dan tidak ada sumber air disini.

Puncak Rante MarioPerapatan - Puncak Rante Mario
Dari perapatan menuju puncak rante Mario 3430m d.p.l rutenya mendatar dengan sesekali tanjakan 30 derajat. Melewati jalan terbuka yang luas terdapat dua jalur yaitu kekiri jalur normal dan kekanan jalur potong. Kedua jalur tersebut bertemu kembali sebelum mencapai puncak. Pemandangan ke arah utara dari puncak adalah Puncak Buntu Rantekambola, Sebelah barat Buntu Pantealoan dan jejeran bukit di Buntu Dea, dan sebelah Selatan Buntu Nenemori. Puncak Rante Mario ini sangat luas dan ada tiang ketinggiannya.

Pos IV rute Nenek MoriPuncak Rante Mario - Pos 4
Pada pendataan ini tim highcamp turun dengan melewati jalur puncak Nenemori. Di jalur ini sebelum sampai di puncak Nenemori melewati tiga pos yaitu; Pos 6, Pos 5, dan Pos 4. Ke tiga pos tersebut tidak mempunyai sumber air. Jalur sadle dari Perapatan menuju Puncak Nenemori ini turun naik melewati beberapa puncak tanpa nama, serta jalurnya sudah hilang dan tertutup semak belukar. Jika anda melewati jalur ini sangat disarankan agar membawa perlengkapan navigasi yang memadai atau membawa penunjuk jalan. Pengalaman tim highcamp sewaktu melintas jalur ini sudah lewat siang hari dan kabut sudah menutupi puncak-puncak pegunungan Latimojong sehingga menyulitkan untuk navigasi. Untunglah porter kami sudah pernah melewati jalur ini dan meskipun harus merintis jalur kami bisa mencapai puncak Nenemori. Hilangnya jalur serta ditambah kondisi jalan yang naik turun puncak bukit menghabiskan waktu setengah hari untuk mencapai Pos 4 yang berada disebuah lembah dan tepat dibawah kaki puncak Nenemori. Pos 6 dikenal dengan sebutan Bubun Derangkang, Pos 5 disebut juga dengan Buntu Komba-komba dan Pos 4 disebut dengan Batu Lea.

Pos-pos lain yang ada dijalur ini:
Pos 6 ketinggian 3260m d.p.l waktu tempuh dari Perapatan 2 jam
Pos 5 ketinggian 3300m d.p.l waktu tempuh dari Pos 6 adalah 3 jam
Pos 4 ketinggian 3200m d.p.l waktu tempuh dari Pos 5 adalah 1 jam

Puncak Nenek MoriPos 4 - Puncak Nenemori
Dari Pos 4 ke puncak Nenemori sangat dekat hanya memakan waktu 1 jam. Jalurnya berupa tanjakan 50 derajat, serta jalan setapak yang sudah hilang. Puncak Nenemori mempunyai pemandangan yang lebih bagus dari pada puncak Rante Mario. Karena disini hamparan pegunungan Latimojong jelas terlihat. Dipuncak ini terdapat sebuah tiang ketinggian yang sudah hancur dan hanya tinggal sisa-sisanya.

Pos III rute Nenek MoriPuncak Nenemori - Pos 3
Dari puncak Nenemori menuju Pos 3 atau disebut juga Tanah Lapang, jalurnya sudah menurun akan tetapi jalan setapaknya masih harus dirintis. Ditengah jalan bisa ditemukan shelter tempat pemburu Anoa. Pos 3 ini berada diketinggian 3200m d.p.l dan waktu tempuhnya 1 jam dari puncak Nenemori. Disini terdapat sumber air dari aliran sungai kecil yang membelah Tanah Lapang ini.

Pos II Rute Nenek MoriPos 3 - Pos 2 - Pos 1
Dari Pos 3 ke Pos 2 mempunyai waktu tempuh 2 jam dan Pos ini bernama Borong Tanga yang berada pada ketinggian 2530m d.p.l . Pos ini Berupa areal yang sedikit miring dengan luas 2 meter persegi dan tanpa adanya sumber air. Keadaan jalan setapak dari Pos 3 ke Pos 2 cukup Jelas akan tetapi sangat curam dengan kemiringan 70 - 80 derajat. Serta jalannya ditutupi lumut dan pohon-pohon tumbang. Menuju Pos 1 yang juga dikenal dengan nama Borong Tanga seperti pos 2 dan berada pada ketinggian 1900m d.p.l , Jalan setapaknya semakin curam yaitu sekitar 80 derajat, ditambah tertutup oleh lumut yang licin serta lembab, dan juga oleh rotan berduri. Pos 1 sendiri merupakan sebuah medan miring yang tidak cocok untuk berkemah. serta tidak ada sumber air. Setelah melewati Pos 1 kita akan bertemu dengan dua ladang kopi penduduk dan setelah itu, jalan setapak akan menyatu kembali dengan jalan dari rute Rante Mario di pertigaan Rante Mario dan Nenemori menuju Dusun Karangan.

Perijinan

Jalur perijinan tidaklah terlalu sulit ataupun berbelit-belit, hanya diperlukan surat pengantar dari organisasi, dan lebih baik lagi jika disertakan dengan photo kopi KTP setiap pendaki. Berikut adalah urutan pengurusan ijinnya:

Polsek BarakaKAPOLSEK BARAKA
Pendaki harus melapor pertama kali disini dan menyerahkan persyaratan diatas dan membayar uang administrasi alakadarnya. Dan jika ingin menginap di Baraka, kantor Polsek ini juga dengan senang hati menerima para pendaki. Bagi pendaki yang memiliki dana lebih bisa menginap dipenginapan yang tidak jauh dari kantor KAPOLSEK.

Rumah Kepala Dusun LatimojongKEPALA DESA LATIMOJONG
Setelah itu juga disarankan untuk melapor ke kepala Desa Latimojong yang bernama Pak Badusi. Biasanya pendaki juga bisa memakai rumah Pak Badusi untuk bermalam jika kemalaman saat sampai di Desa Latimojong atau disebut juga dengan Desa Rante Lemo.


Rumah di Desa KaranganKEPALA DUSUN KARANGAN
Jika hanya ingin melapor di Dusun Karangan juga bisa, nama kepala Dusun Karangan adalah Pak Sahir, dan rumah kepala dusun ini juga bisa dijadikan tempat menginap oleh pendaki, beliau juga bisa disewa tenaganya sebagai porter atau pengantar. Selain rumah Pak Sahir juga ada rumah penduduk lainnya yaitu Pak Sinu yang biasa ditumpangi menginap oleh pendaki. Pak Sinu ini juga sangat mengenal dengan baik kawasan pegunungan Latimojong. Dan merupakan Porter yang andal dari Tim Latimojong Highcamp. Jika pada saat akan kembali ke Baraka dari dusun Karangan anda merasa sangat lelah, anda juga bisa menyewa kuda beban milik petani kopi dari desa Karangan ini untuk membawa anda atau Ransel anda menuju Buntu Dea. Sewanya masih bisa dibilang rasional yaitu Rp. 60.000,- per satu kuda.

Tempat Menarik

Tidak terlalu banyak tempat menarik di Kawasan Pegunungan Latimojong. Hanya keadaan medan yang sangat alami dan sampah yang boleh dibilang tidak ada. juga pemandangan yang indah dari puncak Nenemori. Keindahan lain yang bisa kita jumpai di sekitar daerah Latimojong yang berada di kabupaten Enrekang ini adalah:

Tebing TontonanTebing alam di Tontonan
Sepanjang perjalanan dari Cakke menuju Baraka, kita akan disuguhkan oleh pemandangan tebing-tebing alam yang memukau dan yang pasti akan membuat betah para pemanjat tebing. sangat cocok sekali kalau disebut kabupaten Enrekang ini sebagai surganya pemanjat tebing karena selain Tebing Bambaapuang, juga terdapat deretan tebing alam yang tinggi di kawasan Tontonan ini.

Kuburan Tua TorajaSitus Sejarah Kuburan kuno di tebing Tontonan
Disebuah tebing dikawasan tebing Tontonan ini terdapat sebuah kuburan kuno Toraja yang berada diatas tebing yang menghadap kejalan Cakke - Baraka, serta tebing tersebut dibatasi oleh aliran sungai. Menurut penduduk setempat belum ada orang yang memanjat sisi tebing yang ada kuburannya itu, ada jalan menuju kuburan tersebut yaitu dari belakang tebing. Menurut sejarah pada dahulunya masyarakat Toraja bermukim diwilayah ini dan karena masuknya pengaruh Islam akhirnya membuat mereka berpindah keatas kelokasi Tana Toraja yang sekarang.

Peta

Lembar peta untuk kawasan gunung ini adalah;
Lembar 2012 - 62 Judul: Belajen
Lembar 2112 - 41 Judul: Bonelem




Carstensz Pyramid

Eksotika alam papua memang tidak ada habis-habisnya. Masih banyak misteri keindahan yang ada di pulau paling ujung timur Indonesia ini. Sebut saja kepulauan Raja Ampat yang tak kalah hebatnya, dengan berbagai peninggalan sejarah dan keindahan ekosistemnya. Dari laut2 yang ada di kepualaun Raja Ampat, menyimpan banyak keindahan untuk diteliti dan dijelajahi.

Belum lagi keunikan tradisi masyrakat asli papua yang sudah kesohor higga mancanegara. Spesies burung Cendrawasih yang berbulu indah, hanya ada di Irian jaya/papua. Buah Merah, yang berkhasiat untuk mengobati berbagai macam penytakit, juga terdapat disana. Keindahan Nusantara memang tiada duanya.

puncak CartenszIndonesia patut berbangga dengan keunikan dan kekayaan alam serta tradisi masayarakatnya. Kali ini, Carstenz Pyramid atau yang bisa disebut dengan puncak jaya, juga berada di Papua. Puncak Carstensz ini merupakan puncak tertinggi di Australia dan Oceania. Mengapa tidak di Asia? Karena puncak tertinggi di Asia sudah dipegang oleh Gunung Himalaya yang ada di perbatasan India dan Cina.

Puncak Carstensz Pyramid memiliki altitude 4884 m diatas permukaan laut (16023 ft). Lokasi koordinatnya berada pada S 04°04.733 dan E 137°09.572. Carstensz Pyramid, atau disebut dengan Puncak Jaya oleh beberapa orang, dan Puncak Jaya Kesuma atau disebut hanya Jaya Kesuma oleh sebagian yang lain, terletak di sebelah barat central highland yang disebut dengan Jayawijaya dan pegunungan Sudirman. Carstensz Pyramid adalah gunung tertinggi diantara America dan Himalaya.

Nama Cartensz diambil dari penemunya yaitu seorang pelaut asal Belanda, John Carstensz yang menyaksikan adanya puncak gunung yang tertutup oleh Es di negara ekuator. Tidak ada yang percaya dengan peenyataan nya tersebut. John Carstensz adalah orang eropa pertama yang menyaksikan puncak Cartesz dengan mata kepalanya sendiri.

Orang Indonesia menyebutnya dengan Puncak Jaya, walaupun sebenarnya Puncak Jayacartensz   midi peak bukan merupakan puncak tertinggi dari Carstensz itu sendiri. Puncak jaya adalah salah satu puncak yang dianggap tertinggi yang ada di pegunungan Jaya Wijaya.

Ada beberpa perbedaan pendapat mengenai ketinggian puncak Carstensz Pyramid ini. Ada yang menyatakan bahwa ketinggiannya adalah 4884 m (16023 feet, bebrapa sumber menyebutnya dengan 16013 feet ), ada pula yang meyatakan bahwa ketinggiannya adalah 5030 meters (16503 ft). Australian navigational air maps menyatakan bahwa ketinggiannya adalah 16503 feet (5030 meters). Entah yang mana yang benar, namun yang pasti adalah bahwa puncak Carstensz Pyramid ini merupakan puncak tertinggi di Indonesia, bahkan di Australia dan Oceania.

carstensz_face_sun_rice.JPG Puncak Jaya (Carstensz Pyramid, 4884 m, 16023 ft), Puncak Mandala (4640m, 15223 ft), dan Puncak Trikora (4730m, 15518 ft), adalah tiga puncak utama yang terkenal dia pegunungan papua barat. Carstensz Pyramid dalah puncak yang tertinggi, ketiga puncak tersebut terletak di bagian barat dari pegunungan Jayawijaya.

Dari ketiga puncak diatas, hanya Carstensz Pyramid yang selalu diselimuti salju. Lalu darimanakah datangnya salju yang ada da puncak Carstensz ini, yang notabene berada di Indonesia, yang merupakan Negara ekuator? Hal ini memang suatu keadaan yang tidak biasa. Salah satu alasan logis nya adalah adanya badai salju tropis yang kadang akan membawa salju pada suatu tempat diatas ketinggia 4000 m. nah, Puncak Jaya ini (4884 m) adalah salah satu persinggahan salju yang dibawa oleh badai tersebut. La kok bisa ada badai salju di daerah tropis? Wah….kalo itu mah, Tanya aaja ndiri ama ilmuwan atau ahli lingkungan yang berkompeten pada bidangnya. Hehehe…..

Ada 3 rute utama untuk mencapai puncak Caratensz ini. Yang pertama biasa disebutcarstensz_nga_pulu_galcier.JPG dengan rute Harrer (Harrer’s Route). Rute ini merupakan rute yang paling mudah untuk dilewati. Meskipun mudah, tidak berarti segalanya akan mudah dalam menaklukkan puncak Jaya ini.

Harrer’s route menempuh perjalanan untuk naik dan turun sekitar 12 sampai 15 jam. Tingkat klesulitannya berkisar antara 3-4 standar UIIA. Kesulitan yang ada dalam menempuh rute ini adalah ketika berada di bawah puncak jaya. Kemiringan tebing yang curam, sampai dengan 10-15 derajat setinggi kira-kira 80 meter, membutuhkan ekstra kehati-hatian. Standar UIIA menytakan bahwa kesulitan dalam hal ini adalah 5-5+. Pengalaman dannpengetahuan yang cukup dalam hal climbing merupakan bekal utama. Bebatuannya cukup kuat dan tidak mudah longsor/lepas. Kesulitan yang akan dihadapi akan lebih besar lagi ketika mencapai bebatuan yang bergerigi dengan overhang wall yang berkisar 10 meter, dengan tingkat kesulitan 6-7+ satandar UIIA. Bagi pendaki pemula hal ini bisa diatasi dengan menggunakan Jumar sebagai alat bantu nya.

Rute yang kedua adalah East Ridge. Rute ini merupakan pertengahan antara rute Harrer dan rute yang paling sulit. Jalan yang ditempuh akan lebih jauh dan tentunya juga akan lebih lama.

carstensz_helicopter_bc.JPGRute yang ketiga adalah American Direct. Rute ini merupakan rute yang akan menempuh perjalanan langsung ke puncak. Rute ini memerlukan skill, pengalaman, dan juga pengetahuan yang memadai tentang Climbing. Yang terburuk dari rute ini adalah, tingkat kesulitan yang semakin tinggi ketika mendekati puncak, yaitu tebing yang curam, dinding dari puncak Cartensz.

Jika beruntung, dari Puncak Jaya (Cartensz Pyramid), anda akan dapat menyaksikan laut. Jika tidak, maka anda hanya dapat menyaksikan lokasi tambang emas, dan juga hutan di sekitar pegunungan Jayawijaya.

KISAH SANG PETUALANG

Riyani Djangkaru

“Aku arungi seribu laut, aku daki sejuta gunung, demi satu KesempurnaanMu, tinggi diatas sana keagunganMu aku temui, di puncak-puncak dunia”

Anak pertama dari empat bersaudara ini mulai terkenal sejak menjadi presenter Jejak Petualang tayangan TV7 tahun 2002 – 2006. Riyanni semakin terkenal di pertengahan tahun 2005, karena virus dengan namanya menyebar dan menginfeksi banyak komputer.

Adalah seseorang yang bernama Riyani Djangkaru, lulusan Fakultas Hukum Universitas Pakuan Bogor ini sekarang masih bekerja di dunia pertelevisian meski tak lagi menjadi presenter “Jejak Petualang”. Riyanni terlihat di Trans 7 dalam “Redaksi Pagi” sebagai presenter “Jalan Pagi” serta Sportawa.

Awalnya wanita berdarah Garut dan Palembang ini ingin menjadi news presenter. Meski lowongan untuk presenter olahraga telah lewat, Riyanni tetap mengirimkan lamaran. Setelah menyisihkan ratusan orang, wanita dengan tinggi 168 cm ini pun didapuk menjadi presenter Jejak Petualang.

Riyanni menikah dengan Deni Priawan pada bulan Februari 2006. Dari pernikahan ini, mereka telah mempunyai seorang anak, Brahman Ahmad Syailendra.





She says :”adik-adiku yang manis!! calon penghuni hutan paling imut!”

Pekerjaan : Presenter Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu)
Hobby : Membaca dan Traveling
Favorit movie : Vertical Limit
Favorite TV Shows : Jejak Petualang – Selamat Pagi ( Trans 7)
Zodiac : Aquarius

Mengawali karir di dunia televisi. Jejak Petualang (JP) adalah sebuah program acara outdoor yang secara ekslusif menampilkan keanekaragaman budaya-alam Indonesia. Mendaki gunung (climbing), arung jeram (rafting) menyusuri gua terpencil (caving), menyelam (diving) dan mengikuti upacara adat, adalah suguhan utama dari JP ini.

She says :

“Pengenalan dan Penyatuan Jiwa dengan Alam adalah sebuah perjalanan paling berharga yang aku temui di Jejak Petualang” tuturnya dalam Fsnya.

Setelah TV7 ber-evolusi menjadi Trans7. JP mendapatkan porsi yang lebih banyak, dengan tayang setiap hari pukul 17:00 ( dahulu seminggu sekali). Karena kesibukan sebagai ibu rumah tangga baru. Aku tidak ikut lagi dalam petualangan di JP. tapi tetap didunia petualang. Jalan Pagi Weekend (Sabtu-Minggu) dalam salah satu segmen-nya.program wisata kota (rekreasi).. sedikit beda dengan JP, tapi lumayan mengurangi kerinduanku pada Jiwa Petualang …

____________________________________________________________



Soe Hok Gie

Soe Hok Gie dilahirkan pada tanggal 17 Desember 1942, adik dari sosiolog Arief Budiman. Catatan harian Gie sejak 4 Maret 1957 sampai dengan 8 Desember 1969 dibukukan tahun 1983 oleh LP3ES ke dalam sebuah buku yang berjudul Soe Hok Gie: Catatan Seorang Demonstran setebal 494 halaman. Gie meninggal di Gunung Semeru sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 — 16 Desember 1969 akibat gas beracun.

Setelah lulus dari SMA Kanisius Gie melanjutkan kuliah ke Universitas Indonesia tahun 1961. Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.

Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.

Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.

Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.

Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:

“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”

8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

24 Desember 1969 Gie dimakamkan di pemakaman Menteng Pulo, namun dua hari kemudian dipindahkan ke Pekuburan Kober, Tanah Abang. Tahun 1975 Ali Sadikin membongkar Pekuburan Kober sehingga harus dipindahkan lagi, namun keluarganya menolak dan teman-temannya sempat ingat bahwa jika dia meninggal sebaiknya mayatnya dibakar dan abunya disebarkan di gunung. Dengan pertimbangan tersebut akhirnya tulang belulang Gie dikremasi dan abunya disebar di puncak Gunung Pangrango.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:

“Seorang filsuf Yunani pernah menulis … nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda.”

“Kehidupan sekarang benar-benar membosankan saya. Saya merasa seperti monyet tua yang dikurung di kebun binatang dan tidak punya kerja lagi. Saya ingin merasakan kehidupan kasar dan keras … diusap oleh angin dingin seperti pisau, atau berjalan memotong hutan dan mandi di sungai kecil … orang-orang seperti kita ini tidak pantas mati di tempat tidur.”

“Yang paling berharga dan hakiki dalam kehidupan adalah dapat mencintai, dapat iba hati, dapat merasai kedukaan…”

Selain Catatan Seorang Demonstran, buku lain yang ditulis Soe Hok Gie adalah Zaman Peralihan, Di Bawah Lentera Merah (yang ini saya belum punya) dan Orang-Orang di Persimpangan Kiri Jalan serta riset ilmiah DR. John Maxwell Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani.

Tahun depan Mira Lesmana dan Riri Reza bersama Miles Production akan meluncurkan film berjudul “Gie” yang akan diperankan oleh Nicholas Saputra, Sita Nursanti, Wulan Guritno, Lukman Sardi dan Thomas Nawilis. Saat ini sudah memasuki tahap pasca produksi.

John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” ujarnya. “Saya diwawancarai Mira Lesmana (produser Gie) dan Riri Reza (sutradara). Dia datang setelah membaca buku saya. Saya berharap film itu akan sukses. Sebab, jika itu terjadi, orang akan lebih mengenal Soe Hok Gie” tuturnya.

Sebuah Tanya

“akhirnya semua akan tiba
pada suatu hari yang biasa
pada suatu ketika yang telah lama kita ketahui
apakah kau masih berbicara selembut dahulu?
memintaku minum susu dan tidur yang lelap?
sambil membenarkan letak leher kemejaku”

(kabut tipis pun turun pelan-pelan di lembah kasih, lembah mendala wangi
kau dan aku tegak berdiri, melihat hutan-hutan yang menjadi suram
meresapi belaian angin yang menjadi dingin)

“apakah kau masih membelaiku semesra dahulu
ketika ku dekap kau, dekaplah lebih mesra, lebih dekat”

(lampu-lampu berkelipan di jakarta yang sepi, kota kita berdua, yang tua dan terlena dalam mimpinya. kau dan aku berbicara. tanpa kata, tanpa suara ketika malam yang basah menyelimuti jakarta kita)

“apakah kau masih akan berkata, kudengar derap jantungmu. kita begitu berbeda dalam semua
kecuali dalam cinta?”

(haripun menjadi malam, kulihat semuanya menjadi muram. wajah2 yang tidak kita kenal berbicara dalam bahasa yang tidak kita mengerti. seperti kabut pagi itu)

“manisku, aku akan jalan terus
membawa kenangan-kenangan dan harapan-harapan
bersama hidup yang begitu biru”
___________________________________________________________




Bagus Dwi In Memoriam (060606-060608)















Tak banyak yang menganggap peristiwa ini penting. Hingga tersiar kabar lenyapnya seorang juru kamera dan dua orang awak kapal ditelan amukan badai di Perairan Arafuru, barulah peristiwa ini menjadi demikian menyita perhatian khalayak. Genap dua tahun Bagus Dwi dinyatakan hilang, sejak gempuran cuaca yang tak bersahabat pada Ekspedisi Papua 2006 silam. Tak ada yang tahu dimanakah kini sahabat kita tercinta itu berada. Hanya kuasa Tuhan yang dapat menguak tabir misterius dibalik hilangnya Bagus Dwi saat menjalankan tugas terbaiknya itu.


Tiba di bumi cendrawasih

Hari itu—Sabtu, 29 April 2006. Sesaat sebelum landing, dari ketinggian beribu-ribu kaki dapat kusaksikan gugusan pulau-pulau kecil yang berjejer di sepanjang pesisir. Tak kulewatkan pula pemandangan pasir-pasir putih yang mengilat di sepanjang bibir pantai. Hingga akhirnya Merpati itu menggilas bumi, menghentikan kepakan sayapnya, hingga yang tampak bukan lagi gugusan pulau dan kilatan pasir, melainkan sebuah bangunan yang disebut-sebut sebagai bandara.Kemudian mulut pintu pesawat menganga, memuntahkan kami dari dalam perutnya. Pagi itu langit seperti tak punya alasan untuk menghunuskan kelabunya pada bumi. Tak ada awan pekat yang bergelayut. Cerahnya langit dan hangatnya mentari pagi menyambut kedatangan kami di Bandara Domine Eduard Osok, Kota Sorong, Papua.

Adalah Raja Ampat, sebuah kepulauan yang tersohor di Papua karena keindahan alam bawah lautnya. Tentu kami tidak ingin berhenti saja pada wacana bahwa Raja Ampat memiliki khazanah yang indahnya sulit dilukiskan kata-kata. Maka kamipun bergegas menuju ke surga para penyelam itu dengan menggunakan perahu phinisi dari pelabuhan Sorong. Pemiliknya menamai perahunya itu Nur Alif.

Seperti namanya, phinisi itu bak pelita yang bersinar di tengah samudra kala langit menghunjamkan pekatnya pada bumi. Satu-satunya cahaya yang berpendar di perairan Raja Ampat di malam hari adalah phinisi kami, yang sekaligus merupakan tempat kami bernaung selama 20 hari lamanya.

Sungguh tidak terpikirkan sebelumnya, aku dapat menjadi bagian dari sebuah ekspedisi yang menggiringku hingga kesini, ke sebuah peradaban dimana manusia-manusianya dikukuhkan oleh kultur yang eksotik. Suku-suku pedalaman yang masih memegang teguh tradisi warisan leluhur, membuat ranah koteka ini menyerupai cagar budaya yang tak lekang oleh waktu. Juga kekayaan flora dan faunanya yang merupakan kombinasi antara jenis tumbuhan dan hewan dari benua asia dan benua australia, ini adalah keaneka ragaman hayati yang nyata-nyata telah memperkaya nusantara raya kita. Sungguh membukakan mata, telinga dan hati, bahwa Indonesia kita ini begitu kaya akan pesona.

Kepulauan Raja Ampat

Kepulauan Raja Ampat terdiri dari empat pulau-pulau kecil, yaitu Waigeo, Batanta, Salawati dan Misool. Dari pulau-pulau inilah nuansa bahari yang begitu kental menyeruak hingga ke telinga para penyelam di berbagai belahan dunia, membuat mereka tak mau menunggu lebih lama lagi untuk menyambangi alam bawah laut di kepulauan ini. Tak terkecuali kami, tim Ekspedisi Papua pun akan segera menyelami kemolekkan alam bawah laut Raja Ampat. Pada momentum itu, Mas Bagus (begitu sapaan untuk Bagus Dwi) masih bersama-sama dengan kami. Ia sama antusiasnya dengan kami karena akan melakukan penyelaman kami yang pertama di Raja Ampat. Kami berada dekat sekali dengan sekelompok karang-karang hidup, sekawanan pigmy seahorses dan berenang beriringan dengan ular laut (laticauda collubrina) yang sangat mengesankan, membuat kami ingin meneriakkan eureka!

Subhanallah…

Ke tiga tim ekspedisi Papua beberapa kali memisahkan diri dari perahu phinisi, karena objek liputan kami berbeda-beda. Aku dengan tim Petualangan Liar lebih memfokuskan liputan pada interaksi dengan satwa. Petualangan Bahari berkapasitas untuk melakukan lebih banyak penyelaman karena tuntutan konsep acara untuk mengeksplorasi kekayaan laut. Sedangkan tim Jejak Petualang yang menyuguhkan tayangan ragam budaya Indonesia, memilih untuk meliput prosesi ritual tradisi dan yang serupa dengan itu. Hingga akhirnya, 20 hari sudah kami tuntaskan petualangan kami di Raja Ampat, untuk kemudian bergegas ke berbagai daerah yang terbentang luas di Papua lainnya [yang tak kalah menarik dari Raja Ampat].

Hari Ke-40 di Ranah Koteka

Singkat cerita, saat itu adalah saat-saat yang paling menegangkan. Masing –masing dari kami telah dirundung kelelahan dan berada di puncak kejenuhan yang tertinggi karena telah sampai di hari ke 40 dari 50 hari peliputan yang direncanakan. Jiwa-jiwa kami telah terbawa ke pulau-pulau tak berpenghuni, beradaptasi dengan kultur yang sama sekali berbeda, berinteraksi dengan satwa-satwa liar yang sulit dijinakkan dan bergelut dengan alam yang kadang tak bersahabat. Kini aku mengerti, bahwa dalam keadaan kami yang lelah , saat itulah semangat kami diuji secara besar-besaran, tanggung jawab yang diberikan pada kami menjadi satu-satunya penabuh genderang semangat di kala letih mejalari tubuh-tubuh kami. Saat itu saya dan tim Petualangan Liar sedang berada di Taman Nasional Wasur yang terletak di utara Merauke. Wilayah konservasi ini merupakan habitat kangguru-kangguru liar, tumbuhan kantung semar, rumah semut, ular berkaki empat, kadal tak berkaki dan kadal bengkarung. Tak ada jalan pintas untuk keluar dari sini menuju pulau yang berpenghuni, tak kurang dari 4 jam melintasi rawa dan muara, perjalanan air pun hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kano-kano berukuran sangat kecil.

Hingga akhirnya, aku dan tim Petualangan Liar tiba di sebuah perkampungan. Kami disambut oleh tentara yang berjaga-jaga di wilayah perbatasan Papua-Indonesia dan Papua-New Guinea itu. Sosok gagah berani itu menyodorkan secarik kertas yang berisikan berita duka. Sontak jiwa-jiwa kami terkoyak oleh pemberitaan itu, bahwa teman-teman kami dari tim Jejak Petualang dinyatakan hilang di Perairan Arafuru ketika akan menyambangi Timika (melalui Agats). Tim JP terdiri dari 4 orang, Dody (Produser), Medina (Presenter), Budhi dan Bagus (Kameraman).

Tak hanya itu, bahkan timku (Petualangan Liar) pun sempat diberitakan hilang karena sulit dideteksi keberadaannya selama 5 hari peliputan di Merauke kemarin. Sementara itu, tim Petualangan Bahari yang mengalami kesulitan tersendiri di Teluk Cendrawasihpun dikabarkan serupa oleh media. Ya, apapun itu, bagaimanapun kondisinya…kami semua memang didera persoalan yang sama, dirundung lelah, serta disorientasi ruang dan waktu.

Aku bersama tim Petualangan Liar yang terdiri dari Mul (Produser), Ulung (temanku sesama Presenter), Denis dan Yoga (kameraman), Muji dan Gundul (Pawang Ular) lantas terkulai usai menerima kabar itu. Tak ada yang dapat kami perbuat selain menunggu. Menunggu kabar selanjutnya dari kantor tempat kami bernaung di Jakarta.

Ada semburat tanda tanya yang urung menggeliat di benak kami. Masing-masing dari kami sibuk memetakan apa yang sebenarnya terjadi dengan Ekspedisi ini. Mengapa demikian limbungnya kami setelah pemberitaan itu, belum lagi kami sibuk memprediksikan kekhawatiran sanak keluarga kami nun jauh di kampung halaman. Pastilah perasaan teman dan keluarga kami itu carut marut tak karuan memikirkan keadaan kami disini.

Untuk mengurangi rasa khawatir, kamipun bergantian menggunakan telepon satelit untuk mengabari sanak keluarga kami. Ibu dan ayahku! adalah orang-orang yang kukabari pertama kali di saat genting itu, suaranya gemetar menandakan panik yang tak terperi, karena mendapati putrinya terjebak di situasi yang demikian sulit. Namun telah kupastikan, bahwa keadaanku disini Alhamdulillah masih berada di bawah lindungan Allah.

Kembali ke Jakarta

Saat menginjakkan kaki kembali di Jakarta, kami menghitung keseluruhan jumlah awak Ekspedisi. Jika waktu itu kami berangkat dengan semangat yang berapi-api dengan jumlah keseluruhan 22 0rang. Kini kami kembali dengan redup dengan jumlah awak ekspedisi yang hanya tinggal 21 orang. Kemanakah satu jiwa yang tak lagi menggenapkan jumlah kami ini? Kini hitungan kami ganjil adanya. Ya, Hanya 21 orang. Bagus Dwi telah hilang seiring dengan hilangnya dua awak kapal sesaat setelah badai itu menerjang perairan Arafuru. Jejak Petualang kini telah kehilangan satu sosok jiwa yang berdedikasi tinggi. Ia seperti pahlawan bagi kami, detik-detik terakhirnya ia masih saja memegang tanggung jawabnya sebagai juru kamera handal. Ia ditelan amukan badai bersama kamera dan dua orang awak kapal. Yang tak kalah tegar adalah teman-temanku dalam tim JP yang mampu bertahan hidup di Pulau Tiga (pulau yang mereka singgahi saat terdampar). Juga tim Petualangan Bahari, yang terdiri dari Wahyu (Produser), Mira (Ass-Prod), WDT dan Bayu (Kameraman), serta Septia dan Gina (Presenter) yang telah sanggup melawan semua rasa takut dan lelah di Teluk Cendrawasih.

Sungguh ini merupakan perjalanan yang tak kan kulupakan, akan terpatri dalam benak dan kuresapi dengan segala kedalaman maknanya.

Bagus Dwi hingga kini tak diketahui keberadaannya, pencarian atas dirinyapun telah lama dihentikan. Namun doa serta harapan kami tak terputus sampai disini. Kami senantiasa selalu berdoa untuk KESELAMATANMU, Mas…

Nama Bagus Dwi akan tetap berurat akar dalam jiwa-jiwa kami, untuk segenap PETUALANGAN kami…untuk langkah kami yang ‘kan terus menderap bumi…untuk nusantara kita yang luas tak terperi…untuk khatulistiwa kita yang tak kan habis dijelajahi…

Selamat jalan Bagus Dwi… [06-06-06] – [06-06-08]

____________________________________________________________



Sir Edmund Hillary dan Tenzing Norgay

Semua pendaki besar dunia mengakui, bahwa orang yang paling layak menjadi orang pertama yang mencapai puncak dunia adalah Tenzing Norgay. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30

Sejarah mencatat Tenzing Norgay sebagai orang kedua yang menaklukan puncak dunia setelah Edmund Hillary. Sebuah prestasi ini menghantarkan Edmun Hillary mendapatkan gelar Kebangsawanan dari Ratu Inggris Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya:

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay : Senang sekali

Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia.

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu?

Tenzing Norgay, "Karena itulah impian Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya".

Sukses
Cuplikan kisah tersebut adalah "dongeng" wajib bagi petualang alam liar profesional dimanapun di dunia ini. Kisah itu selalu menjadi inspirasi keteguhan hati, komitmen, ketulusan kasih dan rasa hormat yang tinggi kepada jalan profesi demi sebuah sukses.

Sukses adalah sebuah proses, bukan tujuan. Tercapainya sebuah keinginan adalah salah satu dari proses itu sendiri. Menjadi nomor satu adalah impian semua orang, konon berada diatas adalah sorga yang paling menyenangkan. Kompetisi terjadi sejak manusia meninggalkan rahim ibunya. Ketika genderang perlombaan menuju puncak ditabuh, semua orang berusaha menapaki jenjang karirnya untuk mencapai puncak kesuksesan.

Semua modal dan perlengkapan dipersiapkan, dari bekal pendidikan, rangkuman pengalaman, koneksi dan permainan perpolitikan kantor, sejumlah uang hingga berbagai hal irasional mengikutinya. Pertanyaannya adalah, apakah semua orang harus menduduki posisi puncak? Lalu kapan seseorang harus meninggalkan posisi itu untuk digantikan oleh seseorang yang lain? Jika seseorang tidak sampai posisi puncak, apakah berarti gagal?

Pemimpin
Pemimpin apa? Apakah pemimpin secara struktural dengan sebutan jabatan manajer, direktur, presiden komisaris atau CEO? Atau kepemimpinan "terselubung" yang sukses "memimpin" orang-orang lain termasuk memimpin sang pemimpin demi tercapainya sebuah tujuan? Dalam keyakinan saya, kepemimpinan sejati bukanlah karena kita menduduki jabatan pemimpin dan bisa mengendalikan bawahan.

Itu hal biasa yang tidak istimewa. Karena semua bawahan pada dasarnya akan patuh dan hormat kepada atasannya. Kepemimpinan sejati yang saya yakini adalah saat kita mampu dan bisa mengendalikan siapapun termasuk orang-orang yang menduduki jabatan di atas posisi formal kita. Disinilah potensi jiwa kepemimpinan ditantang.

Keunggulan dari jiwa ini adalah kemampuan pengendalian diri untuk tidak selalu harus muncul dan terkenal. Kemenangan kepemimpinan seperti inilah yang saya sebut sebagai kemenangan absolut.

Biarlah orang lain sekadar merasa menang tetapi kemangan sejati adalah milik seseorang yang berhasil menciptakan orang lain untuk mencapai kemenangan itu sendiri. Seperti kemenangan seorang Tenzing Norgay.

Pemimpin yang bisa menciptakan sebuah perintah sebagai ide "milik" bawahan, adalah pemimpin yang hebat. Ia menyadari benar bahwa bawahan memerlukan pengakuan dan ia tidak sangat perlu, karena ia dan orang-orang tahu bahwa ia adalah pemimpin yang sebenarya.

Mengendalikan pemimpin
Mengendalikan pemimpin adalah sebuah seni agar pemimpin formal kita mengikuti kehendak-kehendak kita. Ini adalah seni perang yang sangat indah. Hanya pejuang-pejuang sejati yang bisa mengerjakannya dengan baik.
Seni mengendalikan ini sangat mengasyikan, karena lawan yang kita hadapi bukanlah diri si pemimipin tetapi diri kita sendiri.

Kita harus mampu menguasai diri untuk logowo menjadi orang pada urutan kesekian, lalu kita harus menyampaikan semua "perintah" itu dengan halus dan menghindari pola-pola instruktif.

Yang paling pertama harus diyakini adalah bahwa semua gemerlap sukses adalah hak si pemimpin formal. Sukses kita adalah sukses pemimpin. Relakan itu terjadi. Jika kita tidak pernah rela dengan hal itu, simpanlah itu rapat-rapat dalam hati sampai tiba waktunya kita berkesempatan menjadi pemimpin formal itu sendiri.

Yang kedua, pahami mental dan karakter pemimpin formal itu, sehingga kita bisa dengan mudah "mengendalikannya" . Yang ketiga, harus diingat bahwa pemimpin juga manusia biasa yang pasti punya kelemahan. Untuk itu cara yang paling efektif mengendalikan pemimpin adalah dengan "meringankan" beban kepemimpinannya.

Yang keempat, berlakukan secara aktif. Jangan tunggu pemimpin memerintahkan sesuatu yang rutin kepada kita. Kerjakan hal itu sebelum si pemimpin meminta.

Jika ada perintah untuk menyelesaikan suatu permasalahan, berikan ia beberapa pilihan penyelesaian. Biarkan seoalah-olah dia yang menentukan keputusan, karena kita tahu bahwa keputusan apapun itu adalah salah satu dari yang kita usulkan.

Memberikan satu pilihan penyelesaian kepada atasan sangatlah berbahaya, karena ia akan berfikir lagi dan itu akan berakibat kepada penyelesaian yang berkepanjangan. Ingat, memilih lebih mudah daripada berfikir.

Yang kelima, ingatlah benar-benar, pemimpin mempekerjakan kita untuk memudahkan pekerjaannya bukan membayar kita agar kita menyuruh dia selalu marah-marah memperingatkan kita.

Pemimpin sukses
Pemimpin sukses adalah pemimpin yang bisa membawa lembaga dan pengikutnya mencapai tujuan bersama serta mampu menciptakan pemimpin-pemimpin berikutnya. Pemimpin yang tidak memiliki pemimpin-pemimpin lanjutan adalah pemimpin yang egois dan ia tidak pernah benar-benar menikmati kesuksesan sejati.

Pemimpin sukses adalah orang-orang yang menyadari bahwa ada "pemimpin" lain yang membawanya menuju posisi puncak tersebut. Dunia menghormati Sir Edmund Hillary karena ketekunannya mewujudkan impian menjadi orang nomor satu, Sir Edmund Hillary menghormati Tenzing Norgay karena dengan tulus membantunya untuk menjadi orang nomor satu.

Ketika orang-orang bertanya, kenapa dia memberi kesempatan Edmund Hillary untuk menjadi orang pertama? Dengan rendah hati dia menjawab: "If it is a shame to be the second man on Mount Everest, then I will have to live with this shame."
Semua pendaki besar dunia mengakui, bahwa orang yang paling layak menjadi orang pertama yang mencapai puncak dunia adalah Tenzing Norgay. Pada tanggal 29 Mei 1953 jam 11.30

Sejarah mencatat Tenzing Norgay sebagai orang kedua yang menaklukan puncak dunia setelah Edmund Hillary. Sebuah prestasi ini menghantarkan Edmun Hillary mendapatkan gelar Kebangsawanan dari Ratu Inggris Sesaat setelah Sir Edmund Hillary bersama Tenzing Norgay kembali dari puncak Mount Everest, hampir semua reporter dunia berebut mewawancarai Sir Edmund Hillary, dan hanya ada satu reporter yang mewawancarai Tenzing Norgay, berikut cuplikannya:

Reporter : Bagaimana perasaan Anda dengan keberhasilan menaklukkan puncak gunung tertinggi di dunia?

Tenzing Norgay : Senang sekali

Reporter : Andakan seorang Sherpa (pemandu) bagi Edmund Hillary, tentunya posisi Anda berada di depan dia, bukankah seharusnya Anda yang menjadi orang pertama yang menjejakkan kaki di puncak Mount Everest ?

Tenzing Norgay : Ya, benar sekali, pada saat tinggal satu langkah mencapai puncak, saya persilakan dia (Edmund Hillary) untuk menjejakkan kakinya dan menjadi orang pertama di dunia yang berhasil menaklukkan Puncak Gunung Tertinggi di dunia.

Reporter : Mengapa Anda lakukan itu?

Tenzing Norgay, "Karena itulah impian Edmund Hillary, bukan impian saya. Impian saya hanyalah berhasil membantu dan mengantarkan dia meraih impiannya".

Sukses
Cuplikan kisah tersebut adalah "dongeng" wajib bagi petualang alam liar profesional dimanapun di dunia ini. Kisah itu selalu menjadi inspirasi keteguhan hati, komitmen, ketulusan kasih dan rasa hormat yang tinggi kepada jalan profesi demi sebuah sukses.

Sukses adalah sebuah proses, bukan tujuan. Tercapainya sebuah keinginan adalah salah satu dari proses itu sendiri. Menjadi nomor satu adalah impian semua orang, konon berada diatas adalah sorga yang paling menyenangkan. Kompetisi terjadi sejak manusia meninggalkan rahim ibunya. Ketika genderang perlombaan menuju puncak ditabuh, semua orang berusaha menapaki jenjang karirnya untuk mencapai puncak kesuksesan.

Semua modal dan perlengkapan dipersiapkan, dari bekal pendidikan, rangkuman pengalaman, koneksi dan permainan perpolitikan kantor, sejumlah uang hingga berbagai hal irasional mengikutinya. Pertanyaannya adalah, apakah semua orang harus menduduki posisi puncak? Lalu kapan seseorang harus meninggalkan posisi itu untuk digantikan oleh seseorang yang lain? Jika seseorang tidak sampai posisi puncak, apakah berarti gagal?

Pemimpin
Pemimpin apa? Apakah pemimpin secara struktural dengan sebutan jabatan manajer, direktur, presiden komisaris atau CEO? Atau kepemimpinan "terselubung" yang sukses "memimpin" orang-orang lain termasuk memimpin sang pemimpin demi tercapainya sebuah tujuan? Dalam keyakinan saya, kepemimpinan sejati bukanlah karena kita menduduki jabatan pemimpin dan bisa mengendalikan bawahan.

Itu hal biasa yang tidak istimewa. Karena semua bawahan pada dasarnya akan patuh dan hormat kepada atasannya. Kepemimpinan sejati yang saya yakini adalah saat kita mampu dan bisa mengendalikan siapapun termasuk orang-orang yang menduduki jabatan di atas posisi formal kita. Disinilah potensi jiwa kepemimpinan ditantang.

Keunggulan dari jiwa ini adalah kemampuan pengendalian diri untuk tidak selalu harus muncul dan terkenal. Kemenangan kepemimpinan seperti inilah yang saya sebut sebagai kemenangan absolut.

Biarlah orang lain sekadar merasa menang tetapi kemangan sejati adalah milik seseorang yang berhasil menciptakan orang lain untuk mencapai kemenangan itu sendiri. Seperti kemenangan seorang Tenzing Norgay.

Pemimpin yang bisa menciptakan sebuah perintah sebagai ide "milik" bawahan, adalah pemimpin yang hebat. Ia menyadari benar bahwa bawahan memerlukan pengakuan dan ia tidak sangat perlu, karena ia dan orang-orang tahu bahwa ia adalah pemimpin yang sebenarya.

Mengendalikan pemimpin
Mengendalikan pemimpin adalah sebuah seni agar pemimpin formal kita mengikuti kehendak-kehendak kita. Ini adalah seni perang yang sangat indah. Hanya pejuang-pejuang sejati yang bisa mengerjakannya dengan baik.
Seni mengendalikan ini sangat mengasyikan, karena lawan yang kita hadapi bukanlah diri si pemimipin tetapi diri kita sendiri.

Kita harus mampu menguasai diri untuk logowo menjadi orang pada urutan kesekian, lalu kita harus menyampaikan semua "perintah" itu dengan halus dan menghindari pola-pola instruktif.

Yang paling pertama harus diyakini adalah bahwa semua gemerlap sukses adalah hak si pemimpin formal. Sukses kita adalah sukses pemimpin. Relakan itu terjadi. Jika kita tidak pernah rela dengan hal itu, simpanlah itu rapat-rapat dalam hati sampai tiba waktunya kita berkesempatan menjadi pemimpin formal itu sendiri.

Yang kedua, pahami mental dan karakter pemimpin formal itu, sehingga kita bisa dengan mudah "mengendalikannya" . Yang ketiga, harus diingat bahwa pemimpin juga manusia biasa yang pasti punya kelemahan. Untuk itu cara yang paling efektif mengendalikan pemimpin adalah dengan "meringankan" beban kepemimpinannya.

Yang keempat, berlakukan secara aktif. Jangan tunggu pemimpin memerintahkan sesuatu yang rutin kepada kita. Kerjakan hal itu sebelum si pemimpin meminta.

Jika ada perintah untuk menyelesaikan suatu permasalahan, berikan ia beberapa pilihan penyelesaian. Biarkan seoalah-olah dia yang menentukan keputusan, karena kita tahu bahwa keputusan apapun itu adalah salah satu dari yang kita usulkan.

Memberikan satu pilihan penyelesaian kepada atasan sangatlah berbahaya, karena ia akan berfikir lagi dan itu akan berakibat kepada penyelesaian yang berkepanjangan. Ingat, memilih lebih mudah daripada berfikir.

Yang kelima, ingatlah benar-benar, pemimpin mempekerjakan kita untuk memudahkan pekerjaannya bukan membayar kita agar kita menyuruh dia selalu marah-marah memperingatkan kita.

Pemimpin sukses
Pemimpin sukses adalah pemimpin yang bisa membawa lembaga dan pengikutnya mencapai tujuan bersama serta mampu menciptakan pemimpin-pemimpin berikutnya. Pemimpin yang tidak memiliki pemimpin-pemimpin lanjutan adalah pemimpin yang egois dan ia tidak pernah benar-benar menikmati kesuksesan sejati.

Pemimpin sukses adalah orang-orang yang menyadari bahwa ada "pemimpin" lain yang membawanya menuju posisi puncak tersebut. Dunia menghormati Sir Edmund Hillary karena ketekunannya mewujudkan impian menjadi orang nomor satu, Sir Edmund Hillary menghormati Tenzing Norgay karena dengan tulus membantunya untuk menjadi orang nomor satu.

Ketika orang-orang bertanya, kenapa dia memberi kesempatan Edmund Hillary untuk menjadi orang pertama? Dengan rendah hati dia menjawab: "If it is a shame to be the second man on Mount Everest, then I will have to live with this shame."
____________________________________________________________




Tata Mandong ( Lembah Ramma)

Berdiam di Lembah Ramma, tempat yang jauh dari desa terakhir di kaki gunung, Desa Lembanna. Mencapai Lembah Ramma dari Lembanna, hanya bisa dilakukan dengan berjalan kaki, selama kurang lebih lima jam. Medan jalur yang dilalui boleh dikata sangat berat, sempit dengan apitan pepohonan pinus di kedua sisinya. Tempat terpencil itu sebuah lembah yang dikelilingi bukit dan jejeran puncak-puncak Gunung Bawakaraeng.

Namanya Tata Mandong. Berusia kurang lebih 50 tahun. Dalam 30 tahun terakhir, ia telah mendedikasikan hidupnya menjaga kelestarian alam Gunung Bawakaraeng. Setiap hari Tata Mandong melakukan aktivitas menanam bibit pohon di kawasan-kawasan curam gunung purba itu. Bibit pohon yang ditanamnya, antara lain Mahoni, Jati, dan pohon-pohon jenis keras lainnya. Sebelum ditanam, bibit-bibit itu disemai di sekitar rumahnya. Tata Mandong tak ingat persis berapa jumlah bibit yang sudah ditanamnya. Namun, ia menyebutkan kisaran ribuan batang pohon.

Sebagai bentuk balasan dari hasil jerih payahnya ini, ia mendapat honor dari Dinas Kehutanan Kabupaten Gowa, sebesar Rp150.000 per bulan. Jumlah itu tentu saja tak mencukupi. Namun menurut pengakuan Tata Mandong, untuk kebutuhan hidupnya, seperti pakaian dan makanan, seringkali diberikan oleh para pendaki yang kebetulan singgah bermalam di rumahnya. Namun jika kebutuhannya sangat mendesak, sekali dalam sepekan, Daeng Mandong pergi berbelanja ke pasar Malino.

Selain menanam bibit pohon, ia menghabiskan malam harinya dengan bercengkrama bersama para pendaki, yang kebanyakan berasal dari kelompok-kelompok pecinta alam. Ia seringkali memberi nasihatnya kepada para anak-anak muda itu, agar tetap menjaga kebersihan lingkungan dan sikap diri, selama melakukan pendakian.

Di pagi hari, sebelum menyemai bibit-bibit pohonnya, Tata Mandong memiliki kebiasaan naik ke puncak Talung, daratan tertinggi di lembah Ramma. Dari situ, ia memperhatikan jejeran puncak gunung untuk melihat gejala alam yang terjadi. “Dari Talung, kita bisa lihat hampir semua bekas longsoran Bawakaraeng. Kita juga bisa lihat arah longsoran itu,” ujarnya.

Tata Mandong mengatakan, dirinya tak akan pernah lupa peristiwa longsor di hari Jumat sekitar pukul 14.00 wita, 26 Maret 2004 lalu. Ratusan warga Kampung Lengkese, Desa Manimbahoi, Kecamatan Tinggimoncong, Malino sedang bertani di sawahnya. 32 orang di antaranya tewas tertimbun. Reruntuhan lumpur itu juga menerjang ratusan hektar sawah, rumah serta gedung sekolah.

Saat itu, warga Kampung Lengkese baru saja usai menunaikan shalat Jumat. Sebagian besar laki-laki langsung ke sawah sepulangnya ke rumah. Sebagian lainnya membawa ternak sapi merumput dan sebagian beristirahat atau makan siang lebih dulu di rumah. Menggarap sawah sangat dirindukan warga. Maklum, sekitar dua minggu hujan lebat turun. Karena itu, Jumat yang cerah itu tak ingin mereka sia-siakan, apalagi tanaman padi mereka menjelang panen.

Tak satu pun menduga bahwa sebentar lagi kampung, sawah, kebun, ternak, bahkan keluarga yang mereka cintai dan diri mereka sendiri bakal tertimpa tanah longsor. Tak ada tanda-tanda awal yang biasanya diisyaratkan alam. Ada sedikit tanda, berupa tanah berjatuhan sedikit-sedikit dari tebing, tetapi belum sempat terbaca. Bahkan berselisih hitungan menit sebelum akhirnya kaki hingga sebagian dinding Gunung Bawakaraeng runtuh dan meluluhlantakkan semuanya.

Desa Manimbahoi berada di ngarai, tepat di kaki Gunung Bawakareang, dan di sisi kiri dan kanan hulu Sungai Jeneberang. Menurut Tata Mandong, ia merasa sedih, karena tak mampu dengan cepat memberitahu warga desa. Gerakan cepat kakinya menuju Desa Manimbahoi, dipotong oleh derasnya longsor yang memiliki panjang 30 kilometer dan ketebalan hingga 400 meter itu. Sebelum peritiwa itu terjadi, ia mendengar suara ledakan yang sangat keras. Diduganya, suara ledakan itu berasal dari tebing gunung bagian bawah yang patah.


Komitmen Tata Mandong begitu kuat. Ia rela meninggalkan desanya, Desa Takappala, dan memilih bertempat tinggal di Lembah Ramma, untuk menjaga totalitas kepeduliannya terhadap lingkungan. Tata Mandong bercerita, saat itu, 10 tahun lalu, ratusan warga desa mengantarnya ke tempat tinggal yang baru. Bahkan, rumah panggung miliknya juga ikut di boyong, setelah sebelumnya dibongkar dan dipisah-pisahkan.

Rumah panggung itu berukuran empat kali tiga meter. Di dalamnya, terdapat tiga buah ruangan. Ruang tamu yang menyatu dengan dapur, serta sebuah ruang tidur berukuran dua kali satu meter. Jika Tata Mandong memasak sesuatu, asap perapiannya memenuhi rumah dan mengepul keluar dari lubang-lubang di dinding papan yang rapuh.

Tinggi rumah panggung tidak seberapa. Lantainya, yang terbuat dari papan sedikit tebal, hanya berjarak sekitar semester dari tanah. Namun, ruang itu cukup bagi tiga ekor anjing miliknya, yang sudah dipeliharanya sejak 10 tahun lalu. Binatang-binatang itulah, yang selalu menemani Daeng Mandong dan menjaganya dari serbuan babi hutan, yang kadang menyerang rumah di malam hari.

Kelompok pencinta alam yamg mendaki Gunung Bawakaraeng menjadi sahabat Tata Mandong

Dari lembah itu, Tata Mandong juga mengawasi aktivitas para peternak di lereng-lereng gunung. Kadang, ia membantu peternak yang merupakan warga dari sejumlah desa yang ada di sekitar kaki gunung, menambatkan binatang ternaknya dan memberikan makan. Sosok TataMandong sangat berarti bagi warga desa. Karena ia menjadi pemberi informasi awal bagi para warga di sekitar kaki gunung, jika terjadi gejala alam yang membahayakan jiwa mereka. Dari informasinya itulah, warga memutuskan apakah akan tetap melakukan kegiatan bertani dan berternak, atau tidak.

Selain warga desa, Tata Mandong juga ternyata menjadi Rescue Team dadakan, jika ada diantara pendaki Gunung Bawakaraeng yang mengalami musibah.

Para pendaki itu sering memanggil Daeng Mandong dengan sebutan Tata’, Bahasa Makassar yang artinya Bapak. Sebutan itu, diartikan sebagai sapaan penghormatan mereka kepada Daeng Mandong.

***
Tata Mandong bercerita, selain kondisi Gunung Bawakaraeng, masih ada satu hal lagi yang mengganjal pikirannya. Meski sudah 10 tahun, ia masih memikirkan keberadaan istri dan anaknya. Tahun 1986 lalu, Tata Mandong harus menerima kenyataan pahit. Sang istri, Maniah, menuntut cerai suaminya itu, karena tak tahan dengan kondisi kemiskinan yang dialami keluarga mereka.

Gaji dari pekerjaan Tata Mandong sebagai penanam bibit pohon, tidak mencukupi untuk kebutuhan keluarga. Maniah, akhirnya pergi dan membawa serta puteri semata wayang mereka, Fatimah, ke Makassar. Perpisahan itu, ternyata makin memompa semangat Tata Mandong. Di tahun yang sama, ia memutuskan pindah dari desanya di Desa Takappala, dan memilih hidup sendiri di Lembah Ramma.

Sampai saat ini, Tata Mandong tak mengetahui keberadaan mereka. Laki-laki itu, tetap menyimpan kerinduan. “Punna nakulle sallang, nia se’re wattu, lakuboya ngasengngi,” katanya. Yang artinya, kalau ada waktu saya ingin mencari mereka...