Rabu, 10 November 2010

Komunikasi Lapangan Komunikasi Lapangan

1. Pendahuluan Komunikasi sangat penting untuk kordinasi kegiatan selama dilapangan.karena itu di lapangan harus dapat berkomunikasi dalam berbagai kondisi. Namun dalam prakteknya dilapangan terdapat berbagai keterbatasan karena itu digunakan berbagai cara dan alat bantu. 2. Jenis Komunikasi Lapangan Di dalam melakukan komunikasi lapangan terdapat beberapa cara yang dapat digunakan, yaitu : 1. Semaphore Semaphore adalah isyarat praktis dalam penyampaian pesan dengan menggunakan sepasang bendera. Biasanya digunakan untuk penyampaian pesan jarak jauh tetapi masih dapat ditangkap oleh mata manusia. Komunikasi ini biasanya digunakan dalam keadaan gawat darurat.

semaphore sign

Huruf A berlaku juga untuk angka 1, huruf B berlaku juga untuk angka 2, huruf C berlaku juga untuk angka 3, dan seterusnya.

Isyarat yang umum digunakan : a) tanda panggilan : U R (beberapa kali) b) tanda selesai : A R (beberapa kali) c) tanda siap menerima : K d) tanda belum siap menerima : Q (pengirim diminta menunggu) e) tanda satu kata dimengerti : C f) tanda minta diulangi : I M I g) tanda berita dapat diterima : R h) tanda pemisah kata : bendera kanan diputer searah jarum jam i) tanda satu huruf salah : E 8 kali, kemudian semua kata diulangi j) tanda angka dipakai sebelum pengiriman dan setelah pengiriman selesai diakhiri dengan huruf J

2. Morse Morse adalah suatu bentuk isyarat komunikasi berupa kode kombinasi panjang dan pendek yang mewakili semua huruf, angka, dan tanda baca. Komunikasi ini juga dapat digunakan dalam keadaan gawat darurat. Alat-alat yang biasa digunakan dalam komunikasi morse adalah : a) Peluit Isyarat yang digunakan dalam menggunakan peluit adalah dengan menggunakan panjang-pendek suara tiupan. b) Cahaya Biasanya menggunakan cahaya sorot (senter) yang ditutup dengan kain berwarna merah/jingga karena intensitas cahayanya paling dapat diterima dengan baik oleh mata manusia. Isyarat yang digunakan dengan menggunakan panjang–pendek sinar cahaya.

Kode Morse E . T - A . - R . – . V . . . - I . . M – - N – . G – - . B – - – . S . . . O – - - U . . - D – . . C – . – . H . . . . Kh – - – - W . – - K – . – Z – - . . J . – - – X – . . – F . . – . Q – - . - L . – . . Y – . – - P . – - . 1 . – - – - 4 . . . . - 7 – - . . . 2 . . – - - 5 . . . . . 8 – - – . . 3 . . . – - 6 – . . . . 9 – - – - . 0 – - – - - Tanda Baca titik . – . – . – titik dua - – - . . . garis miring - . . – . . kurung buka dan tutup – . – - . – tanda garis bawah . . – - . - tanda penghubung – . . . . – koma - – . . – -

apostop . – . . – - pemberitahuan kirim berita : NK diulang-ulang pemberitahuan berita selesai : AR diulang-ulang siap menerima : K pengirim diminta menunggu : Q pemisah kata (diletakan di antara dua kata) : – . . . – tanda huruf salah (harus diulangi seluruh kata) : E 8 kali, atau …….. isyarat satu kata dimengerti : E isyarat satu kata minta diulangi : I M I isyarat berita bisa diterima : R

3. Komunikasi radio Komunikasi radio adalah cara berkomunikasi yang paling efisien di dalam komunikasi lapangan. Secara umum radio dapat diartikan sebagai hubungan jarak jauh dengan menggunakan peralatan elektronik, misalnya pesawat SSB (Single Side Band), walkie talkie, pesawat CB, dan jenis-jenis pemancar/penerima lainnya. Komunikasi radio dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu : a) Telephony : AM (Amplitudo Modulation) FM (Frequency Modulation) A3J (SSB) b) Telegraphy, kode morse. Alat yang paling sering digunakan di dalam kegiatan alam bebas untuk berkomunikasi jarak jauh melalui radio adalah TRX (Transceiver) yang berarti Transmitter (TX) dan Receiver (RX). Alat ini adalah alat komunikasi dua arah yang digunakan secara bergantian. Artinya apabila pemancar yang bekerja, maka penerimanya mati dan sebaliknya.  Bagian pokok dari radio : a) Antena b) Receiver (Penerima) dan Transmitter (Pemancar) c) Power Supply d) Mike e) Speaker dan Volume f) S-Meter (Signal Meter) g) Chanenel/Frekuensi

 Gelombang radio Bentuk gelombang radio ada bermacam-macam, tetapi secara umum dapat dibagi ke dalam 2 kelompok, yaitu : a) Gelombang radio yang dapat menembus lapisan benda-benda (tembok, besi, kayu) yaitu LF (Low Frequency) dan HF (High Frequency). b) Gelombang radio yang tidak dapat menembus lapisan benda-benda di atas, yaitu gelombang kategori VHF (Very High Frequency) dan UHF (Ultra High Frequency).

4. Beberapa cara lain untuk keadaan darurat. a) Tanda dengan api dan asap Cara yang paling sederhana untuk memberitahukan letak posisi kita adalah dengan membuat api dan asap, agar mudah terlihat dari kejauhan. Untuk malam hari dapat membuat api yang besar agar mudah terlihat pada kegelapan. Untuk membuat api yang besar dapat menggunakan daun, ranting dan dahan-dahan kering tetapi harus dijaga agar api tidak menimbulkan kebakaran hutan. Untuk siang hari dapat membuat asap tebal yang mengepul. Untuk daerah yang berhutan lebat dan hujan, asap tebal putih akan lebih mudah terlihat. Untuk membuat asap hitam, gunakan bensin, oli, kain yang dicelupkan ke dalam minyak tanah, potongan karet atau plastik. Untuk asap putih gunakan daun-daun yang masih hijau , lumut, ranting, atau percikan air ke dalam api. b) Cermin Survival Cermin ini berbentuk segi empat yang memiliki sermin dikedua belah sisinya. Mempunyai 2 lubang; satu ditengah dan satu lainya di sudut. Cermin ini sangat efektif dalam menarik perhatian. c) Kain sebagai kode darat ke udara Tanda ini digunakan untuk memberikan isyarat dari darat ke udara. Biasanya menggunakan kain yang berwarna kontras dengan medan di sekitarnya. Lihat gambar untuk detailnya.

3. Bahasa komunikasi darurat Teknik yang digunakan untuk penyampaian pesan yang darurat dengan menggunakan isyarat sederhana dengan bagian tubuh kita (bahasa verbal maupun nonverbal) atau alat-alat yang sengaja kita bawa, dengan harapan bahwa orang yang melihat dapat mengerti maksud kita. 3.1 Body Signals Teknik ini digunakan untuk komunikasi darat ke udara dengan menggunakan gerakan badan.

3.2 Jenis kode keadaan darurat a) SOS (diulang-ulang) Singkatan dari Save Our Soul (Selamatkan Jiwa Kami). b) MAY DAY (diulang-ulang) Biasanya digunakan dalam penerbangan, untuk memberitahukan suatu keadaan darurat/kecelakaan di udara atau di darat dan segera membutuhkan pertolongan. c) SECURITY (diulang-ulang) Digunakan untuk memberikan pesan/isyarat tentang keamanan atau suatu bencana alam. d) PAN (diulang-ulang) Digunakan untuk memberikan pesan tentang hal yang penting mengenai keadaan darurat.

3.3 Flare Khusus untuk komunikasi di alam terbuka, terdapat kode-kode standar yang sering digunakan, yaitu : a) SOS Flare : Merah Suara/Cahaya : 3 pendek, 3 panjang, 3 pendek (…/—/…), ulangi setiap interval 3 menit. b) Perlu bantuan Flare : Merah Suara/Cahaya : 6 kali berurutan (cepat), ulangi setiap interval 1 menit. c) Dimengerti Flare : Putih Suara/Cahaya : 3 kali berurutan (cepat), ulangi setiap interval 1 menit. d) Kembali ke camp Flare : Hijau Suara/Cahaya : berurutan panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar