Senin, 02 Agustus 2010

Pantaskah aku disebut anak pecinta Alam


Mapala….

Apakah aku sudah bisa dibilang anak Mapala…

Sedangkan akau masih buang sampah di gunung,

Aku masih memetik bunga kebanggaan yaitu edelwise,

Dan aku masih menebangin pohon,

Aku juga masih mencemarin sungai dengan berbagai limbah…

Apakah aku sudah bisa dibilang anak Mapala….

Sedangkan aku masih malas mengangkat ransel,

Sedangkan teman-temanku keberatan dibelakang sana.

Apakah aku sudah bisa dibilang anak Mapala….

Sedangkan aku masih acuh tak acuh terhadap sesama anak pecita alam,

Sedangkan mereka menyapaku begitu ramah….

Apakah aku sudah bisa dibilang anak Mapala….

Sedangkan aku masih tidak mampu menjaga alamku

Masih tidak sanggup memikul beban hutanku yang semakin lama semakin habis….

Tolonglah aku teman-teman pecinta alamku…

Berilah petunjuk agar aku bisa seperti kalin..

Bisa mencintai alam dengan ikhlas tanpa rasa pamrih sedikitpun…

DIRIMUKAH ITU


Haruskah, Mampukah, Dan sanggupkah

Engkau tinggalkan aku sendiri di sini

Tanpa sebercik cahaya nafasmu

Jawab

Tuluskah, Jujurkah

Tidakkah engkau bohongi hatimu

Tidak sedihkah dengan niatmu

Tidak tersiksakah dengan ucapanmu

Jauh pergi membawa cahayaku

Bencikah, Marahkah

Hingga akan kau lepas hatimu

Terlepas dari samudraku

Menjauh pergi dengan senjamu

Benarkah, Yakinkah

Bahwa itu dari hatimu

Dari palung yang selama ini kita gali

Keistimewaan yang tiada tandingannya

Bercucuran air mata ini membangunnya

Hingga engkau perhnah tersungkur di telapak kaki itu

Air matamukah itu

Mana

Yakinkan aku di tepianmu

Karena hitam akan menunggu merah jambu

Ditempat kita terjatuh dan menangis dulu

DIANtara rasa yang akan hilang

karena Violet Enggan Rebahkan Asaku

JAWABANKU


Aku tidak akan menutup mata

Karena kutak ingin senymku hilang untuknya

Aku tidak akan menutup mata

Karena kutakut aku tidak bisa membisikkan suaraku di telingannya

Aku tidak akan menutup mata

Karena kutakut dia tidak bisa memandang mataku lagi

Aku tidak akan menutup mata

Karena kutakut tidak ada lagi yang menggenggam tangannya lagi

Aku tidak akan menutup mata

Karena kutakut kehilangan dan tidak bisa melihat senyumnya lagi

Aku adalah sosok yang membawa perasaanku tanpa permisi

Dengan gayaku sendiri aku masuk mengetuk pentu hatinya yang suci

Aku yang selalu membuatnya memikirkan

Kenapa semua hal ini begitu berarti

Semua dalam hidup ini

Aku tidak akan pergi sayang

Dan aku tidak akan melambaikan tanganku padanya

Dan aku tidak akan pernah berhenti

Menghembuskan semangat nyataku padanya

Karena

Aku tau dia menyayangiku

Dan selalu menantiku di setiap hela nafasnya

22062009

07:01am

BERPIJAK PADA KENYATAAN


Kubuka tabir hati dalam keihklasan

Berusaha menerima segala pahit di sekelilingku

Sanggupkah hati ini menerima kepahitan itu

Haruskah pertanyaan yang selalu muncul

Tidak semua pertanyaan akan terjawab

Jangan bertanya sayang

Karena semua itu membuatku semakin ragu

Risalah hati dalam do’a terucap lurus untukmu

Aku yakin alunan indah do’a – do’amu terdengar olehnya

Entah itu sekarang atau nanti

Detik ini aku masih berpijak pada kenyataan

Yang sekarang datang padaku

Tidak hanya kamu saja

Tapai kita berdua

Berusaha berdiri agar batu di bawah tidak goyah

Akankah tanganmu selalu engkau lekatkan didadaku sebelahkiriku

Sepanjang perjalanan yang tandus ini

………………………………………

Sayang

Bila waktu yang menentukan

Karena menurutku hanya waktu yang adil buat kita

Aku juga bisa melihat pandangan kata-katamu sayang

Akankah waktu yang engkau berikan akan berhenti

Waktu akan terus bserjalan

Seindah yang telah di atur olehnya

Percaya

Aku selalu percaya

Dengan jalan yang telah di berikan pada kita

Walaupun sang lembayung enggan melihat senja

22102009 _ 01:32am

KATA DI 09


Malam ini aku duduk sendiri

Hanya alunan suaranya yang menemaniku

Terbesit suatu kata cinta dalam gema yang membara

Hujan

indahnya rasa ini

Seindah hari - hari yang kita lewati

Walaupun tangan kita tidak selalu berpegangan

Asalkan kepingan hati akan tetap menyatu

Semoga saja rasa itu akan tetap kekal abadi

Dan selalu menerangi kegelapan yang ada di hati kita

Sampai tiba waktunya nanti

Kupandangi tetes demi tetes ari hujan yang jatuh di pelipis mata

Kurasakan aliran syahdunya yang membelai kulitku ini

Begitu indah kerinduan ini

Yang menari - nari di kelopak mata

Sayang

Apakah kita akan terus begini

Aku tidak tau

Mungkin hanya sebuah waktu dan do’a - do’a kita

Yang akan mampu menjawabnya

Dan apakah kita mampu menghadapi semua batasa - batasan

Yang membentang di hadapan kita

Arah tujuan kita adalah sebuah kebahagiaan yang begitu tinggi letaknya

Rintangan itu akan menepi sendiri dengan sengannya

Jikalau kita bergandengan tangan

Bersama menuju puncak kebahagiaan itu

Ya, Semoga saja

08052009

02:54am